Fungsi drive belt di mobil boleh dibilang cukup vital, karena drive belt berhubungan dengan berbagai komponen lain dan bekerja saat mesin mobil sedang menyala.
Sebagai pemilik dan pengemudi mobil, Otofriends juga harus paham tentang fungsi dan manfaat dari drive belt (atau ada juga yang menyebutnya V-belt) ini, agar fungsinya optimal dan tidak terjadi gangguan saat di jalan.
Kalau sampai fungsi drive belt terganggu, maka berbagai komponen di dalam kendaraan akan ikut terganggu fungsinya, bahkan rusak. Lebih repot lagi kalau gangguannya muncul di jalan.
Biar lebih jelas, yuk, kita bahas satu per satu fungsi dari drive belt di bawah ini:
Sumber: sapphirehumansolutions.com
Komponen ini bertanggung jawab menghubungkan berbagai komponen seperti alternator, kompresor AC, pompa power steering, pompa air dan komponen penting lain ke poros engkol.
Dengan terkoneksi ke poros engkol, maka ketika mesin nyala, masing-masing komponen akan berfungsi.
Alternator misalnya, akan menghasilkan listrik untuk mengisi ulang aki dan memasok daya ke sistem kelistrikan kendaraan.
Pompa air akan mengalirkan cairan pendingin ke mesin agar suhu mesin tetap stabil.
Kompresor AC, bekerja mengompres gas refrigerant sebagai penghasil udara dingin pada sistem tata udara mobil.
Pompa power steering, membantu meringankan roda kemudi sehingga memudahkan pengendalian.
Sumber: Cbac.com
Pada umumnya, drive belt terbuat dari karet yang berkualitas baik.
Karet menjadi pilihan karena elastis, memungkinkan sabuk membengkok dan berputar mengikuti putaran pulley. Karet juga tidak mudah putus.
Karet juga tahan panas, tahan gesekan, dan punya kekuatan tarik yang baik.
Bahan karet juga bisa dikombinasi dengan serat aramid dan kawat baja agar lebih kuat.
Sumber: Lou’s Car Care
Ada beberapa tanda yang bisa dikenali, seperti munculnya suara decitan saat mesin dihidupkan atau beban mesin bertambah.
Kerusakan juga bisa terlihat kalau ada retakan atau sobekan di permukaan karet.
Kerusakan bisa juga terjadi jika belt terlihat sudah aus atau permukaan jadi licin. Atau ketika dicek lagi, ternyata sudah kendur.
Kalau drive belt sampai putus, urusannya bisa repot. Karena AC bisa mendadak tidak dingin, aki akan drop akibat tidak diisi oleh alternator, atau power steering tidak bekerja.
Akibat yang cukup gawat adalah kalau terjadi overheat karena pompa air tidak bekerja.
Sumber: Howwedrive.com
Idealnya, kondsi drive belt selalu diperiksa pada saat penggantian oli mesin sebagai bagian dari perawatan ringan.
Penggantian drive belt biasanya dilakukan setiap 40.000 km atau kalau memang kondisinya sudah jelek. Sebaiknya penggantian dilakukan di bengkel yang paham betul dan memiliki peralatan memadai.
Otofriends juga bisa memeriksa kondisi drive belt dengan memeriksa sesuai, sesuai tanda-tanda adanya permasalahan (di point 3).
Perlu juga dipastikan bahwa belt sejajar dengan pulley agar tetap bekerja dengan baik.
Periksa juga tensioner atau pengatur ketegangan agar belt tetap berada di pulley. Kalau tegangan belt kendur, maka komponen yang ditenagai oleh belt akan kehilangan daya.
Saat membeli mobil bekas, memang sebaiknya kita memeriksa kondisi drive belt. Karena kita tidak pernah tahu, kapan terakhir dilakukan pergantian drive belt.
Pemeriksaan fungsi drive belt juga bisa dilakukan secara visual langsung. Jika memang sudah bermasalah, ada baiknya kita ganti drive belt yang sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk memastikan kondisi drive belt mobil bekas, Otofriends bisa menggunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Setelah melalui proses inspeksi mobil secara cermat dan transparan, maka Otofriends akan dapat mengetahui kondisi drive belt secara jelas. Hasil inspeksi bisa jadi referensi Otofriends dalam memilih yang terbaik.
Bagikan