Oli mobil adalah salah satu komponen penting yang menjaga kinerja mesin tetap optimal. Selain memastikan mesin tetap terlumasi dengan baik, oli juga berfungsi untuk mengurangi gesekan antar komponen, mencegah korosi, dan membantu pendinginan mesin.
Namun, seiring waktu, oli bisa mengalami perubahan warna dan kualitas yang menandakan bahwa sudah saatnya untuk diganti. Nah, bagaimana cara mengetahui kapan oli harus diganti hanya dengan melihat warnanya? Yuk, kita bahas satu per satu!
Ketika oli baru dituangkan ke dalam mesin, warnanya biasanya kuning muda atau keemasan. Warna ini menunjukkan bahwa oli masih dalam kondisi optimal, belum terkontaminasi oleh kotoran atau sisa pembakaran. Pada tahap ini, oli memiliki viskositas yang baik dan siap menjalankan tugasnya dalam melumasi serta melindungi komponen mesin.
Setelah beberapa ratus hingga ribuan kilometer pemakaian, oli akan mulai berubah warna menjadi cokelat muda. Warna ini masih tergolong normal, menandakan bahwa oli telah sedikit teroksidasi dan bercampur dengan partikel kecil dari gesekan mesin.
Dalam kondisi ini, oli masih bisa digunakan, tetapi pemilik kendaraan harus mulai memantau jarak tempuh dan kondisi kendaraan.
Ketika oli sudah berubah menjadi cokelat tua, ini adalah tanda bahwa kualitasnya mulai menurun. Pada tahap ini, oli mungkin masih dapat digunakan untuk beberapa waktu, tetapi efisiensinya dalam melumasi mesin sudah tidak sebaik sebelumnya. Jika oli terlihat lebih pekat dan lebih kental, sebaiknya segera cek kondisi mesin dan pertimbangkan untuk menggantinya.
Jika oli sudah berubah menjadi hitam pekat, ini adalah pertanda bahwa oli telah bercampur dengan banyak kotoran, sisa pembakaran, dan partikel logam dari gesekan mesin.
Oli dalam kondisi ini sudah kehilangan banyak sifat pelumasannya dan tidak lagi mampu melindungi komponen mesin dengan baik. Mengabaikan oli yang sudah hitam pekat bisa menyebabkan kerusakan pada mesin, peningkatan suhu mesin, dan bahkan potensi mogok.
Jika oli berubah warna menjadi abu-abu atau terlihat berbusa, ini adalah tanda adanya kontaminasi dengan air atau cairan pendingin (coolant).
Masalah ini biasanya terjadi karena kebocoran pada gasket kepala silinder atau sistem pendinginan yang bocor. Oli yang bercampur air tidak akan mampu melumasi mesin dengan baik dan bisa menyebabkan kerusakan serius jika tidak segera ditangani.
Jika oli berubah menjadi putih susu, kemungkinan besar ada kebocoran coolant ke dalam sistem pelumasan. Ini adalah tanda masalah serius yang bisa menyebabkan mesin overheat atau bahkan kerusakan permanen jika tidak segera diperbaiki. Jika menemukan oli berwarna putih susu, segera bawa mobil ke bengkel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Biasanya, oli mesin tidak akan memiliki warna merah atau oranye. Jika Anda menemukan warna ini pada oli mesin, ada kemungkinan terjadi kebocoran cairan transmisi ke dalam mesin.
Hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada seal atau gasket yang bocor. Sebaiknya segera periksakan kendaraan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.
Warna oli mobil dapat menjadi indikator yang sangat penting untuk menentukan kapan waktu penggantian oli yang tepat. Sebagai pemilik kendaraan, Anda harus rutin memeriksa kondisi oli melalui dipstick dan memperhatikan perubahan warnanya.
Jika oli sudah berubah warna menjadi hitam pekat atau berbusa, jangan tunda lagi untuk menggantinya agar mesin tetap dalam kondisi optimal.
Selain warna, perhatikan juga viskositas dan bau oli. Jika oli terasa terlalu encer atau mengeluarkan bau terbakar, itu juga merupakan tanda bahwa oli sudah tidak layak pakai.
Dengan rutin mengganti oli sesuai jadwal, Anda bisa memastikan mobil tetap awet dan performa mesinnya tetap prima. Jadi, jangan sampai terlambat mengganti oli, ya!
Bagikan