Seperti yang kita ketahui, nikel kini menjadi sangat viral dengan adanya penemuan tambang nikel di Raja Ampat. Nikel adalah bahan baku baterai untuk kendaraan listrik.
Tapi, apa sih fungsi nikel untuk baterai? Artikel ini akan membahas bagaimana cara kerja baterai serta posisi nikel pada proses tersebut.
Baterai merupakan sebuah alat yang bisa mengubah energi kimia yang disimpan sehingga akan menjadi energi listrik. Hingga kini, baterai sudah banyak dimanfaatkan untuk peralatan elektronik yang memiliki sifat mobil, contohnya seperti laptop, senter, ponsel, sampai digunakan untuk kendaraan.
Baterai juga mempunyai berbagai jenis ukuran, bahan baku, bentuk, tergantung pada kebutuhan perangkat dan tenaga yang ingin digunakan. Tapi, secara umum baterai itu sendiri terdiri dari satu anoda, yaitu kutub negatif, dan katoda, kutub positif, serta elektron.
Berikut ini merupakan proses kerja baterai yang bisa dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
Jika sudah tidak ada lagi elektron yang dipindahkan dari kutub negatif (anoda) ke kutub positif (katoda), baterai sudah tidak bisa digunakan untuk perangkat elektronik atau biasa disebut dengan istilah “baterai habis.”
Untuk kasus baterai isi ulang, maka proses tersebut dapat dibalik. Sehingga listrik dialirkan kembali ke baterai, dan elektron dapat berfungsi balik melalui sirkuit yang menuju ke kutub negatif (anoda), sementara kation akan bergerak kembali ke kutub positif (katoda) yang mengalir melalui elektroda supaya baterai bisa digunakan kembali.
Jika belum digunakan, elektron di baterai terkumpul di kutub negatif (anoda) dan kation terkumpul di kutub positif (katoda). Jika baterai sudah dipasang ke perangkat elektronik, maka elektron bisa bergerak menuju kutub positif (katoda), sementara pada saat yang bersamaan kation akan bergerak menuju kutub negatif (anoda).
Pada saat perjalanannya, elektron akan melalui sirkuit dari perangkat yang kamu pakai dan perangkat tersebut akan teraliri listrik sehingga sudah bisa digunakan.
Setelah kamu membaca artikel di atas, kamu jadi paham mengenai cara kerja baterai, bukan? Sehingga pasti akan muncul pertanyaan: di mana peran nikel pada proses tersebut?
Nah, nikel sudah banyak digunakan sebagai bahan baku kutub positif (katoda) baterai, lalu biasanya akan dikombinasikan dengan logam lain seperti kobalt dan mangan. Kombinasi ini akan menghasilkan baterai nickel-cobalt-manganese (NMC).
Artinya, logam campuran tersebut mampu berperan menerima elektron yang bergerak dari kutub negatif (anoda). Lalu, kenapa nikel menjadi salah satu bahan baku untuk katoda baterai? Karena nikel berkaitan dengan banyak kation jika dibandingkan dengan logam lainnya.
Jadi, hal ini memungkinkan pergerakan elektron yang lebih besar pada saat digunakan. Sehingga, hal ini dapat membuat baterai berbahan nikel bisa menyimpan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan baterai berbahan lainnya.
Selain itu, baterai berbahan nikel juga memiliki banyak pilihan sehingga mempunyai siklus hidup yang sangat panjang. Jika sudah habis masa pakainya, baterai ini sudah bisa didaur ulang untuk diambil lagi nikelnya serta dapat diolah menjadi baterai baru lagi.
Dapet informasi berguna dari artikel Otospector? jangan lupa share ke social media kamu ya.
Bagikan