Ketika kaki-kaki mobil mulai terasa ada keluhan, maka biasanya pertama kali pemilik akan curiga asalnya dari shockbreaker mobil. Apalagi jika pemilik sadar, shockbreaker yang ada di mobilnya sudah dipakai cukup lama.
Maklum saja kalau pemilik mobil cukup perhatian. Pasalnya, komponen ini berperan penting dalam meredam guncangan saat sistem suspensi bekerja. Kerusakan pada shockbreaker mobil bakal mengganggu kenyamanan, terutama saat berada di jalan yang keriting.
Bagaimana sesungguhnya shockbreaker mobil bekerja? Apa saja bagian-bagian dari shockbreaker? Nah, biar Otofriends lebih jelas, pahami 4 hal berikut ini.
Kalau mau digambarkan, cara kerja shockbreaker kira-kira mirip kompresor. Sebab cara kerjanya memang mirip sangat bergantung pada fluida yang terkompresi, seperti pada kompresor.
Dari prinsip kerja itulah, shockbreaker sesungguhnya berfungsi mengolah gerak bolak-balik piston. Lebih gampangnya, memberi atau melepas tekanan pada fluida.
Mekanisme kerja itulah yang membuat guncangan pada bodi mobil akibat gaya dari luar (istilahnya oksilasi) dapat diredam.
Agar dapat bekerja, shockbreaker tersusun atas komponen-komponen berikut:
Tempat mewadahi piston dan fluida.
Pengatur volume di dalam tabung shock agar fluida dapat terkompresi.
Penghubung piston dengan poros roda. Tujuannya agar gerakan piston selalu sesuai dengan poros roda.
Penyekat ruang di antara bagian atas dan bawah piston.
Peredam guncangan dari bodi mobil. Istilah umumnya oli shock karena merupakan cairan hidrolik.
Shockbreaker bekerja dalam dua langkah, yakni langkah kompresi (saat fluida tertekan) dan langkah ekspansi.
Saat terjadi guncangan, shockbreaker akan memendek sehingga piston bergerak naik. Ruang atas piston menyempit dan bagian bawah piston meluas. Fluida di ruang atas piston tertekan hingga keluar.
Keterbatasan ruang membuat arus fluida dari ruang atas ke ruang bawah semakin lambat yang juga membuat gerak piston melambat. Reaksi inilah yang meredam guncangan suspensi.
Ketika gaya balik pegas terjadi, shockbreaker memanjang kembali dan piston bergerak turun. Fluida mengalir naik ke ruang atas piston.
Sama seperti saat ditekan, arus fluida dari ruang bawah ke atas akan memperlambat gerak piston. Hasilnya, guncangan dapat diredam.
Ada dua jenis shockbreaker yang biasa digunakan di kendaaran bermotor
Jenis shockbreaker yang umum digunakan pada mobil roda empat. Bekerjanya dengan kompresi dan ekspansi (dijelaskan di poin 3 tadi).
Jika dual action punya dua saluran piston, tipe ini cuma punya satu saja. Namun ada saluran tambahan atau saluran orifice. Ketika fluida ditekan, baik saluran piston maupun orifice akan terbuka. Hasilnya sistem suspensi terasa “empuk”, tanpa banyak gelombang. Cocok untuk kendaraan berat seperti truk.
Shockbreaker mobil sesungguhnya selalu bekerja setiap waktu karena terus menahan bobot kendaraan, baik saat berhenti maupun berjalan. Karena itulah wajar jika shockbreaker akan rusak seiring usia, di samping karenaa pemakaian tentunya.
Pada mobil yang jarang dipakai atau melewati jalanan mulus, usia shockbreaker bisa mencapai 10 tahun. Namun jika digunakan normal dalam berbagai kondisi jalan, usianya maksimal hanya sekitar 5 tahunan.
Pada mobil bekas, kondisi shockbreaker juga tidak bisa dipastikan. Kecuali jika diadakan pemeriksaan secara khusus atau dilakukan test drive.
Nah, agar kondisinya dapat diketahui pasti, Otofriends jangan ragu untuk mempergunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector untuk memeriksa mobil bekas pilihan Anda.
Bagikan