Selain pergantian berkala, ada beberapa tanda v belt mobil perlu diganti.
Tanda-tanda itu umumnya terkait dengan kinerja dari v belt serta kondisi v belt yang sudah tidak layak atau aus.
Dalam kondisi normal, v belt punya batas usia pakai. Idealnya, setiap jarak tempuh 20.000 km – 40.000 km sekali, harus diganti.
Coba deh, dibaca buku petunjuk manual mobil masing-masing! Berapa km v belt mobilmu harus diganti.
Akan tetapi memang ada kondisi-kondisi tertentu yang akhirnya bikin kondisi v belt jadi memburuk sebelum waktunya. Antara lain kelebihan beban mesin, pemasangan yang kurang pas, kondisi cuaca, tegangan mesin yang tidak seimbang, atau kondisi v belt itu sendiri yang bermasalah.
Kalau kondisi v belt sudah tidak memungkinkan, tentu harus cepat-cepat diganti ya!
V belt jangan sampai putus di tengah jalan. Karena itu artinya sejumlah komponen yang digerakkannya seperti alternator, kompresor AC, pompa power steering, water pump, dan kipas radiator; tidak akan bekerja.
Nah, apa saja tanda-tanda v belt mobil perlu diganti? Mari kita lihat satu per satu:
Sumber: AIMS Industrial Supplies
Ada beberapa kondisi dari v belt yang membuatnya tidak layak lagi dipakai.
Pertama, kondisi v belt sudah rapuh kalau disentuh. Idealnya v belt yang terbuat dari karet dan serat nilon terasa elastis. Tetapi seiring usia dan pemakaian di kondisi suhu tinggi, elastisitasnya akan turun atau malah hilang.
Kedua, permukaan v belt retak. Keretakan terutama akan terlihat pada permukaan v belt yang halus.
Ketiga, permukaan gerigi sudah aus atau hilang. Saat v belt bekerja, permukaan bergerigi ini akan bergesekan dengan komponen lain, sehingga lama kelamaan akan terkikis dan hilang.
Keempat, v belt sudah terlihat tipis. Tipisnya permukaan v belt adalah akibat gesekan dengan komponen lain. Perhatikan, apakah gara-gara kondisi ini, v belt sudah tidak bisa menggerakkan komponen yang harusnya digerakkannya.
Sumber: Kompas.com
Kondisi ini dirasakan pengemudi saat pertama kali mobil berakselerasi. Mesin jadi terasa tidak enak. Akselerasi jadi lambat.
Tentu saja pengemudi yang sudah mengenal karakter mobil sebelumnya akan merasa terganggu.
Tarikan yang mendadak terasa berat juga bisa jadi indikasi v belt malah sudah putus. Rasanya mirip-mirip kayak saat mobil melintasi genangan air atau banjir.
Sumber: Redord Auto Repair
Kondisi ini terjadi akibat v belt yang getas. Karet yang sudah tidak elastis jadi terasa kendur.
Kalau memang positif sudah kendur, jangan nekat dipakai lagi. Karena akibatnya ritme putaran v belt jadi tidak sesuai timing seharusnya. Padahal timing akan sangat berpengaruh pada kinerja komponen lain.
Saat awal bermasalah ini pecah, mungkin pengemudi tidak akan merasakan perubahan. Tetapi lama kelamaan mesin akan rusak dan mobil mogok.
Sumber: Ebay
Tanda v belt mobil perlu diganti yang terakhir adalah adanya bunyi decitan.
Kondisi ini sebenarnya paling umum terjadi. Saat tombol start dipencet dan mesin nyala, tiba-tiba ada yang berdecit.
Biasanya, decitan terdengar jelas, pada awal-awal mesin bekerja. Apalagi di pagi hari, setelah mesin lama tidak dihidupkan.
Bunyi decitan sebenarnya berasal dari gesekan slip antara V-belt yang sudah aus dengan pulley (puli) yang berputar.
Asap putih yang wajar biasanya berasal dari uap air atau embun, yang terjadi pada saat pagi hari dan mesin dingin. Atau ketika hujan lebat dan mobil baru saja melewati genangan air.
Tetapi asap putih bisa dianggap tidak wajar kalau keluar terus menerus, meski mesin sudah panas. Apalagi kalau ada bau tertentu. Bisa karena kebocoran cairan radiator, kebocoran oli mesin, atau rusaknya sistem injeksi.
Biar mobil bekas yang kamu pilih bisa dicek kondisi mesinnya, sebaiknya hubungi jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Lewat proses inspeksi mobil yang cermat, mobil bekas bisa diketahui kondisinya secara menyeluruh. Sebagai calon pemakai, Otofriends juga akan bisa menseleksi mana yang terbaik.
Bagikan