Suka tidak suka, pasar otomotif Indonesia memang didominasi mobil-mobil dengan merek dari Jepang. Jumlahnya hampir 90 persen. Namun dari fakta itu bukan berarti mobil dari negara lain seperti Eropa maupun Amerika tidak diminati. Banyak konsumen mencari mobil Eropa bekas murah karena penurunan harga nya yang cenderung tajam.
Jika dibandingkan dengan mobil-mobil buatan Jepang, mobil Eropa memang berbeda. Yang segera bisa dirasakan adalah build quality-nya yang istimewa. Mobil-mobil ini dikenal sebagai produk yang mengedepankan berbagai keunggulan, baik dalam hal desain, performa, kenyamanan, maupun durabilitas.
Jika Anda salah satu peminat mobil Eropa bekas, mari kita simak beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berikut ini.
Jangan heran kalau Anda mendapati harga mobil Eropa bekas harganya sangat jatuh dibandingkan harga jual barunya. Padahal mobil-mobil ini sangat nyaman dikendarai dan teknologinya juga lebih maju. Ya, memang begitulah pasar memperlakukan sebuah produk. Kualitas yang baik tidak selalu menentukan tingginya apresiasi masyarakat.
Meski harga relatif murah, tapi sebaiknya jangan tergoda untuk mencari mobil yang harganya sangat murah. Karena biasanya mobil-mobil yang dijual bawah harga wajarnya, punya banyak problem yang harus diselesaikan. Lebih baik harga lebih mahal namun mendapat jaminan kondisinya masih baik.
Katanya, salah satu persoalan punya mobil Eropa adalah spare part. Bukan hanya persoalan ketersediaan barangnya saja, tapi juga harganya yang relatif mahal. Situasi ini sebenarnya disebabkan karena populasi mobil Eropa memang tidak sebanyak mobil Jepang. Wajar jika akhirnya barang yang langka, diikuti oleh tingginya harga.
Harga eceran spare part memang terkesan mahal. Namun kalau mau proporsional, kita harus membandingkan dengan barang yang kondisinya sama-sama orisinal serta soal daya tahannya. Karena faktanya, beberapa spare part slow moving ternyata harganya relatif sama. Contoh, antara BMW E36 dengan Toyota Great Corolla, harga radiator, kampas rem, kopling, maupun shockbreaker, semuanya sama. Dan harus diingat, spare part mobil Eropa umumnya berumur lebih panjang.
Antara mobil Jepang dengan Eropa, perbedaan lain yang juga bisa dirasakan adalah teknologi. Mobil Eropa umumnya punya teknologi 10 tahun lebih maju. Banyak peranti dan fitur yang sudah tergolong canggih pada masanya. Misalnya pada sistem injeksi, sensor-sensor, atau penggunaan komputer.
Namun karena ini mobil bekas, maka harus diperhatikan juga usia peranti tersebut. Kalau memang sudah tua, kadang bisa muncul kode-kode error pada dashboard atau mungkin fungsinya sudah tidak optimal. Kondisi ini bukan persoalan sederhana, karena untuk membereskannya cukup merepotkan. Sebelum membeli, pastikan masalah semacam ini tidak ada sehingga tidak akan mengganggu nantinya.
Karena menyasar berbagai segmen, kapasitas mesin mobil Jepang sangat bervariasi mulai dari 1.000 cc sampai ke kelas premium. Sementara mobil Eropa umumnya punya mesin berkapasitas lebih besar dan strukturnya tidak sederhana. Selain punya konsekuensi dalam konsumsi bahan bakar, mesin semacam ini perawatannya harus memadai. Tidak bisa asal-asalan.
Dari sisi penampilan mesin, tentu saja mobil Eropa terkesan lebih rapi karena umumnya memakai cover. Beda dengan mobil Jepang yang kesannya “berantakan”, karena terdapat kabel-kabel dan jalur-jalur pipa. Mesin terlihat terbuka sehingga rawan jadi tempat berkumpulnya kotoran.
Hal yang sering dikeluhkan dari mobil Eropa bekas adalah sistem kelistrikan. Seringkali sistem ini dibangun begitu rumit, sehingga jika ada masalah akan merepotkan. Padahal mungkin persoalannya sepele, seperti soket kendur atau kabel putus, tapi penyelesaiannya bisa cukup memakan waktu dan tenaga.
Saat membeli mobil Eropa bekas, sebaiknya jangan hanya kuat saat beli di awal saja. Perhitungkan juga biaya-biaya lain yang pasti akan timbul. Misalnya biaya perbaikan jika nantinya ada spare part yang sudah tua dan butuh diganti. Belum lagi biaya servis dan pemeliharaan rutin yang pastinya tidak sama dengan mobil-mobil Jepang.
Faktor yang tidak boleh dilupakan adalah biaya bahan bakar. Maklum, karena umumnya berkapasitas mesin yang lebih besar, maka konsumsi BBM pada mobil Eropa biasanya lebih boros dibandingkan pada mobil Jepang. Jika nantinya akan digunakan sebagai mobil harian, soal ini jangan diabaikan.
Jika setelah mempertimbangkan 5 hal di atas dan Anda masih berniat membeli mobil incaran Anda, tips terakhir dari kami adalah untuk jangan terburu-buru saat membeli mobil Eropa bekas.
Karena biaya perbaikan yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan mobil Jepang, kita harus betul-betul cermat dalam memilih. Jika Anda ragu dengan kondisinya, gunakan jasa inspeksi mobil bekas sebelum membeli agar Anda tidak terbebani biaya perbaikan yang besar nantinya.
Bagikan