Lalu-lintas yang selalu padat, terutama pada saat-saat tertentu, tentu membuat stres para pengguna jalan. Sayangnya, ada sebagian warga masyarakat yang tidak mau ikut aturan dan mengambil jalan pintas. Mereka menggunakan plat palsu dan rotator di jalan raya. Padahal mereka sesungguhnya tidak berhak.
Perbuatan semacam ini tentu tidak patut dicontoh dan dapat merugikan pengguna jalan lainnya yang telah berlaku tertib. Karena sesungguhnya penggunaan rotator atau strobo hanya diperuntukkan bagi kendaraan yang berhak sesuai fungsinya. Penggunaannya juga diatur oleh undang-undang.
Apa saja ketentuan dan sanksi pemakaian plat palsu dan rotator? Mari kita lihat poin penjelasannya:
Lampu strobo adalah aksesoris mobil yang mampu menghasilkan cahaya kilat. Namun lampu ini sebenarnya adalah jenis aksesoris yang dilarang penggunaannya di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Fungsi sirine dan strobo adalah pemberi isyarat bahwa mobil tersebut memiliki hak utama di jalan. Karena itulah tidak sembarang kendaraan yang dapat menggunakan aksesoris ini.
Di Indonesia, penggunaan sirine, strobo, atau rotator diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan tersebut menyebutkan, aksesoris ini hanya bisa dipakai pada kendaraan khusus seperti kepolisian, mobil ambulans, mobil patroli jalan tol, dan lain-lain.
Sebenarnya lampu isyarat pada mobil dibagi dalam tiga jenis warna: merah, biru, dan kuning. Masing-masing cuma boleh digunakan oleh kendaraan dengan kepentingan tertentu.
Lampu isyarat yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan, dibedakan atas tiga warna, meliputi:
Kendaraan-kendaraan yang berhak menggunakan strobo dan sirine, masing-masing terbagi menurut keperluannya dengan ditandai warna pada lampu.
Pembagiannya:
Karena diatur dalam perundang-undangan, maka pelanggaran aturan ini yaitu penggunaan sirine, strobo dan rotator di mobil pribadi akan dikenakan sanksi.
Menurut Pasal 287 Ayat 4, pengemudi kendaraan bermotor yang melanggar ketentuan tentang strobo akan dipidana dengan kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
Sedangkan bagi yang menggunakan plat nomor bodong yang tidak diterbitkan oleh Polri tidak sah dan tidak berlaku, serta bisa dikenai sanksi sesuai pasal 280 UU LLAJ pidananya berupa kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu .
Mobil bekas, terutama mobil-mobil yang telah berusia di atas 10 tahun, berisiko punya berbagai masalah teknis. Antara lain masalah sistem kelistrikan mobil. Jangan pandang remeh soal ini karena dapat merepotkan saat mobil dioperasikan. Perbaikannya tidak mudah, biaya perbaikannya juga tidak murah.
Untuk memastikan kondisi mobil bekas, manfaatkan selalu jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Para inspektor Otospector yang bekerja profesional dengan prosedur pemeriksaan yang mendetail akan dapat memberi gambaran keseluruhan tentang kondisi mobil bekas. Dengan informasi yang lengkap, Otofriends akan dapat mengambil keputusan terbaik.
Bagikan