Perkembangan teknologi pada kendaraan bermotor membuat sinar pada lampu utama juga terjadi perubahan. Hal ini akan terlihat jika kita membandingkan mobil-mobil keluaran 20 tahun sampai 30 tahunan lalu, dengan mobil-mobil keluaran terbaru. Jika dulu sinar lampu kebanyakan terlihat berwarna kuning, kini umumnya sinar lampu mobil terlihat berwarna putih terang.
Antara sinar lampu kuning dan lampu putih, tentu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Salah satu yang paling sering beredar di kalangan orang awam adalah soal daya tembusnya terhadap hujan dan kabut. Padahal faktanya memang tidak selalu mutlak demikian.
Selain soal daya tembus terhadap hujan, sebenarnya masih ada beberapa fakta lain seputar kelebihan serta kekurangan pemakaian lampu berwarna kuning dan lampu berwarna putih. Apa saja? Yuk, kita kupas satu per satu:
Lampu kuning lebih aman untuk pengendara lain karena lebih nyaman di mata. Lampu jenis ini juga dianggap lebih mampu menembus hujan dan kabut. Hanya saja kekurangannya, visibilitas malah lebih rendah saat kondisi normal.
Untuk lampu berwarna putih visibilitasnya sudah lebih baik di berbagai kondisi, bahkan saat hujan dan kabut.
Warna putih akan bekerja seperti cahaya matahari, sehingga visibilitasnya lebih tinggi. Namun kekurangannya lebih menyilaukan untuk pengemudi lain.
Lampu model tahun 90-an dibuat dengan bahan gas Halogen dan sistem pemanasan kawat untuk menghasilkan cahaya. Kelebihannya harganya murah, sistemnya sederhana yakni voltase 12 volt, serta cahaya yang dihasilkan memiliki warna yang lengkap.
Sedangkan kekurangannya, lampu jenis ini menggunakan daya 55/60 watt alias boros, makin hari makin redup, serta usia pakainya juga tidak lama. Sekitar tiga tahun, maka lampu harus diganti.
Lampu mobil pada masa pertengahan tahun 2000-an ini dibuat dari gas Xenon dan sistem discharge dengan tegangan besar. Misalnya 20.000 volt. Hal ini membuat atom-atom Xenon terkejut dan menghasilkan cahaya putih.
Kelebihan lampu putih generasi awal adalah usia pakai lama hingga 10 tahun, daya yang digunakan kecil hanya 35 watt, dan tingkat terangnya konstan alias tidak redup termakan usia.
Kekurangannya, sistem ini begitu kompleks terdiri atas ballast atau travo sehingga harganya mahal. Saat lampu mati maka kejadiannya begitu mendadak tanpa tanda-tanda.
Lampu pada era di atas tahun 2005-an, menggunakan diode yang menghasilkan cahaya. Lampu ini populer bernama light emitting diode (LED).
Kelebihan LED adalah lebih awet dibanding Halogen. Lampu ini bisa bekerja di sistem kelistrikan standar kendaraan (12 volt) sehingga lebih murah. Kekurangannya, karena titik fokus lampu LED itu besar sehingga rambat sinar tidak bisa jauh serta warna yang dihasilkan tidak lengkap.
Walaupun cahayanya putih, namun saat LED disorotkan ke benda berwarna, hasilnya tidak terlihat seperti terkena cahaya matahari. Warnanya cenderung meleset dari aslinya.
Mobil-mobil yang telah berusia di atas 10 tahun, berisiko punya berbagai masalah teknis, tak terkecuali masalah sistem kelistrikan seperti lampu mobil. Jangan anggap remeh soal ini karena dapat merepotkan saat mobil dioperasikan. Perbaikannya tidak mudah, biaya perbaikannya juga tidak murah. Terutama mobil-mobil Eropa.
Untuk memastikan kondisi mobil bekas, manfaatkan selalu jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Para inspektor Otospector yang bekerja profesional dengan prosedur pemeriksaan yang mendetail akan dapat memberi gambaran keseluruhan tentang kondisi mobil bekas. Dengan informasi yang lengkap, Otofriends dapat mengambil keputusan terbaik ketika akan membeli sebuah mobil bekas.
Bagikan