Saat hujan turun di jalanan dan pandangan sedikit berkurang, banyak mobil yang mengatasinya dengan menyalakan lampu hazard. Apakah tindakan ini bisa dibenarkan?
Sayangnya tidak. Karena lampu hazard bukan untuk keperluan penanda saat mobil berada di tengah hujan lebat atau kabut. Dalam kondisi semacam ini, pemakaian hazard justru malah membahayakan, karena pengemudi lain tidak bisa mengetahui seandainya mobil tiba-tiba berbelok.
Agar lebih paham, yuk kita lihat 5 fakta pemakaian lampu hazard di jalanan:
Saat mobil ada dalam kondisi darurat di jalanan, maka sesuai undang-undang lalu lintas, pengemudi wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain. Di sinilah hazard berfungsi sebagai “lampu isyarat peringatan”.
Dengan adanya hazard pengemudi lain mengetahui tentang adanya mobil yang berhenti darurat. Kondisi darurat misalnya ada mogok, kecelakaan, penggantian ban, dll.
Saat berhenti di tepi jalan itulah lampu hazard dinyalakan.
Saat berkendara di jalan raya, terkadang Otofriends akan bertemu suatu kondisi darurat yang terjadi tiba-tiba dan mengancam keselamatan. Contoh ada tabrakan di depan, ada orang menyeberang jalan, atau mobil harus berhenti sejenak di tepi jalan.
Pada saat itulah hazard berfungsi memberi tahu pengemudi lain akan posisi kendaraan dan situasi darurat yang terjadi. Dengan adanya peringatan ini, mobil di belakang akan mengurangi kecepatan atau menghindar.
Tindakan salah yang sering dilakukan pengemudi saat cuaca buruk adalah menyalakan hazard. Niatnya baik yakni memberi tanda pada kendaraan lain. Tapi akibatnya justru lampu sein tidak berfungsi, sehingga bahaya jika mobil hendak berbelok.
Dalam cuaca buruk dan pandangan terbatas, cukup nyalakan lampu utama serta lampu kabut. Berkendaralah dengan hati-hati, jika jarak pandang memang minim.
Kesalahan lain yang sering dilakukan pengemudi adalah memasang hazard di terowongan. Tujuannya tentu sama dengan saat hujan, cuma bedanya kali ini di tempat yang gelap dan jarak pandangnya rendah.
Sama seperti saat hujan, lampu hazard juga akan membingungkan pengemudi lain. Apalagi ruang di dalam terowongan lebih terasa sempit, sehingga cenderung lebih berbahaya.
Jika ingin memberi isyarat kepada pengemudi lain, cukup menggunakan lampu utama atau lampu senja.
Sering kita jumpai iring-iringan kendaraan di jalanan menggunakan lampu hazard. Mungkin niatan mereka adalah memberi tahu pengendara lain bahwa ada rombongan prioritas. Padahal hal itu membahayakan.
Tentu saja hazard yang menyala akan membuat pengendara lain menjadi bingung. Apalagi biasanya rombongan konvoi ini meminta jalan kepada kendaraan lain atau melakukan manuver di jalanan.
Selain waktu pemakaiannya harus tepat, yaitu saat ada kondisi darurat di jalanan, saat menyalakannya juga harus memperhatikan kondisi kendaraan lain. Jangan hanya karena sudah menyalakan hazard, maka pengendara lain harus serta merta mengetahui.
Selain lampu hazard, jauh lebih penting adalah kehati-hatian pengemudi dalam kondisi darurat di jalan. Jangan sampai kondisi ini justru memicu kondisi lain yang lebih buruk seperti kemacetan lalu-lintas atau bahkan kecelakaan.
Bagikan