Ada “kata-kata bijak” dunia otomotif yang menyatakan: kondisi sebuah mobil adalah cerminan dari pribadi pemiliknya. Kalau mobilnya rapi bersih, besar kemungkinan pemiliknya sangat apik dan rapi. Begitu juga sebaliknya.
Jejak peninggalan pemilik terdahulu ini juga tertinggal di mobil bekas yang ditawarkan oleh showroom maupun perorangan. Jadi bisa dibayangkan jika mobil sudah pernah berpindah ke beberapa tangan sebelumnya. Setiap “jejak” dari pemilik tentu menjadi riwayat dari mobil itu ke depannya.
Nah, apa saja kebiasaan para pemilik mobil yang bisa berdampak terhadap kondisi mobil kemudian? Mari simak:
Konon ada satu perilaku buruk pemilik mobil di Indonesia, yakni begitu jadwal servis gratis sudah habis, mereka malas melakukan servis berkala. Batas servis gratis ini memang berbeda-beda pada setiap merek. Akhirnya lamanya masa servis gratis juga jadi penentu kondisi mobil.
Mobil-mobil semacam ini biasanya dibiarkan tidak dirawat secara teratur, melainkan hanya pada saat ada masalah saja. Beberapa mobil malah cuma diganti oli saja. Sebab ada sebagian pemilik yang beranggapan, nanti kalau kondisi mobil sudah mulai bermasalah, maka tinggal dijual saja.
Saat melakukan perjalanan, terdapat berbagai kebiasaan pemilik yang berpengaruh ke kondisi kabin mobil. Misalnya, dalam mengonsumsi makanan, merokok, atau menggunakan benda-benda lain yang beraroma kuat.
Semua kebiasaan ini akan tertinggal di dalam kabin mobil, terutama pada jok mobil, plafon, maupun doortrim. Apalagi jika bagian-bagian tersebut masih berbahan kain yang menyerap aroma di sekitar.
Memang tidak setiap orang memiliki kemampuan teknis yang sama dalam mengemudikan kendaraan. Akibatnya, perlakuan pengemudi terhadap mobilnya berpengaruh terhadap kondisi beberapa komponen. Misalnya, mesin, kaki-kaki, transmisi, bahkan sampai bodi dan chasis (kalau sampai terjadi benturan).
Mobil yang sudah mengalami masalah pada beberapa komponen tentu mempunyai potensi kerusakan lain di kemudian hari. Pilihannya adalah membereskan masalah tersebut, namun itu juga berarti tambahan biaya.
Ada sebagian mobil yang tidak hanya dipegang oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang. Masalahnya, tidak setiap orang memiliki kemampuan teknis serta kepedulian akan perawatan kendaraan yang sama.
Namun kenyataan ini bukan berarti mobil yang dipegang oleh satu orang akan pasti lebih baik dibandingkan banyak tangan. Semua tergantung dari kepedulian para pemegang mobil tersebut.
Saat mobil baru keluar dari pabrik dan dijual oleh dealer, kondisi mobil tersebut sesungguhnya relatif sama baiknya. Perlakuan dari para pemakai dan pemilik yang kemudian berpengaruh pada kondisi mobil, bahkan terhadap nasibnya kelak.
Kita sebagai calon pembeli mobil bekas hanya bisa melakukan pengecekan terhadap kondisi mobil untuk meminimalkan risiko kerusakan di masa mendatang. Jika merasa ragu dan tidak punya kemampuan untuk menentukan kondisi mobil, maka bisa dipakai jasa inspeksi mobil yang independen dan terpercaya.
Bagikan