Fungsi carbon cleaner untuk perawatan mobil jelas sangat penting. Tentu saja alasannya karena ruang bakar mesin akan selalu kotor akibat pemakaian sehari-hari. Meski proses ini alamiah, namun akibatnya ternyata cukup serius, yaitu performa kendaraan akan terus menurun. Di sinilah carbon cleaner diperlukan.
Agar pemakaian carbon cleaner efektif dalam membersihkan ruang bakar, kita harus paham jenisnya, cara penggunaan, dan pemilihan jenis carbon cleaner yang tepat. Karena masalahnya tidak semua carbon cleaner cocok untuk semua jenis mesin. Tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Apa saja fungsi carbon cleaner untuk perawatan mobil? Mari kita lihat satu per satu pembahasannya:
Sumber: carparts.com
Carbon cleaner fungsi utamanya adalah untuk membersihkan ruang bakar di mesin mobil.
Karena terus menerus bekerja dan melakukan pembakaran, ruang mesin akan dipenuhi dengan karbon. Masalahnya, tumpukan karbon ini akan membuat performa kendaraan akan semakin menurun.
Bukan cuma sekadar performa, karbon di ruang bakar juga membuat konsumsi bahan bakar jadi boros (sampai 30%), meningkatnya emisi gas buang berbahaya, mesin mengalami knocking, bahkan kerusakan pada beberapa komponen seperti piston, ring piston, dan katup.
Sumber: edu.svet.gob.
Ada dua jenis carbon cleaner yang biasa kita temui di pasaran. Yaitu yang berbentuk busa atau foam, kemudian ada yang berbentuk semprot.
Dua bentuk carbon cleaner itu, baik semprot maupun busa, sama-sama dimasukkan ke dalam piston, karburator, dan throttle body. Keduanya punya kemampuan dan fungsi yang sama.
Ada pendapat, untuk pembersihan di area klep, silinder, dan piston; penggunaan foam akan lebih baik. Alasannya karena lebih aman. Apalagi pembersih bertipe cair lebih banyak mengandung zat kimia. Kalau digunakan terlalu intens, dapat merusak beberapa komponen di mesin.
Kondisinya berbeda kalau untuk karburator. Justru pembersih semprot akan lebih baik karena bisa membersihkan ke celah-celah yang sempit.
Sumber: acea.auto
Ada berbagai jenis dan merek carbon cleaner di pasaran. Namun pertimbangan yang paling utama dalam memilihnya adalah usahakan yang tidak mengandung zat asam. Karena zat ini dapat merusak dan menyebabkan karat.
Pilih juga carbon cleaner yang tahan panas, karena kestabilan ruang pembakaran harus stabil. Karena itu kita harus memastikan bahwa carbon cleaner tidak menjadi panas saat digunakan.
Pertimbangkan juga faktor harga. Karena harga tentunya akan berhubungan dengan kualitas. Lebih baik memilih yang kualitasnya bagus untuk keawetan mesin.
Terakhir, pilihlah carbon cleaner yang sesuai dengan tipe kendaraan. Tanyakan kepada bengkel langganan atau mekanik, jenis yang sesuai dan menjamin keawetan mesin mobil Otofriends.
Sumber: astra.daihatsu.id
Penggunaan carbon cleaner sebenarnya tidak sulit. Hanya mungkin ada beberapa komponen yang tidak kita miliki di rumah, sehingga prosedur ini biasanya dilakukan di bengkel.
Pertama, panaskan kendaraan sekitar 15 menit kemudian matikan. Buka filter udara, buka busi, dan posisikan piston sejajar. Di atas permukaan piston tadi semprotkan carbon cleaner hingga muncul cairan di permukaan.
Diamkan posisi pembersihan tersebut selama 15 menit, baru kemudian sedot cairan dengan pompa isap. Setelah semua cairan kering, busi bisa dipasang kembali dan mesin bisa dihidupkan.
Pemakaian carbon cleaner tidak usah terlalu sering, karena justru dapat mengikis lapisan di ruang pembakaran. Otofriends boleh melakukannya setiap 3.000 km dan maksimal 20.000 km.
Mobil bekas tentu saja performanya berbeda dengan mobil baru. Apalagi yang usianya sudah cukup tua atau di atas 10 tahun. Namun jika mobil tersebut dirawat dengan cukup baik, maka performanya masih bisa diandalkan.
Kalau Otofriends mengecek performa mesin sebuah mobil bekas, maka pastikan kondisinya dengan bantuan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Melalui proses inspeksi yang cermat di lebih dari 150 titik, Otofriends akan memperoleh gambaran mobil tersebut secara menyeluruh.
Hasil laporan inspeksi mobil ini nantinya akan berguna untuk memutuskan pilihan terbaik.
Bagikan