Pengecekan transmisi mobil matic jadi salah satu prioritas yang harus dikerjakan saat Otofriends membeli mobil bekas. Maklum saja, transmisi matic mobil bekas tidak selamanya dalam kondisi baik. Apalagi jenis transmisi ini punya usia pakai berdasarkan teknologi yang digunakan.
Kalau ada masalah pada transmisi, tentu harus ditangani bengkel spesialis matic. Namun sebagai langkah awal, tidak ada salahnya Otofriends paham pengecekan transmisi mobil matic secara mandiri.
Beberapa langkah pengecekan transmisi mobil matic bekas adalah:
Cara mengecek kondisi oli matic, cukup dilihat dari dipstick transmisi matic. Lakukan hal ini sembari mengecek volume oli matic, apakah cukup atau kurang.
Dalam pengecekan oli matic kita juga akan melihat kekentalan dan warna oli. Tentu saja di sini rumus umum berlaku yaitu kalau terasa kental, kualitasnya masih bagus. Sementara dari sisi warna kalau jernih (lebih tepatnya merah transparan) artinya masih bagus. Sedangkan kalau sudah terlihat kotor itu artinya sudah jelek, karena tercemar serbuk plat maupun bushing.
Beda lagi kalau warna oli menjadi putih kemerahan, indikasi terkena air dan kemungkinan ada kebocoran di ATF cooler.
Pengecekan fisik berguna untuk memastikan tidak ada kebocoran oli. Jika volume oli berkurang, tekanan akan lemah. Akibatnya transmisi tidak berfungsi baik dan terjadi delay. Efek jangka panjangnya, komponen di transmisi akan aus dan terjadi overheat matic.
Kebocoran bisa dicek lewat dipstick transmisi matic. Pada dipstick terdapat indikator Hot (H) dan Cool (C). Jika mesin mobil sudah panas tapi oli ada di bawah C, berarti volume oli transmisi berkurang.
Pengecekan juga bisa dilakukan dengan memeriksa kebocoran di sekitar mesin dan transmisi. Indikasinya bisa terlihat dari tetesan oli di lantai atau rembesan di sekitar mesin dan transmisi.
Di zaman sekarang mayoritas mobil matic menggunakan sejumlah sensor. Tentu saja ini memudahkan pengecekan, karena untuk mengetahui ketidakberesan, cukup discan menggunakan OBD Scanner.
Contoh kasus misalnya transmisi matic loncat dari gigi 1 ke gigi 3 secara langsung. Bisa jadi penyebabnya adalah sensor pada gigi 2 yang tidak berfungsi. Pada OBD Scanner, sensor yang tidak berfungsi bisa terdeteksi.
Otofriends bisa membeli OBD Scanner sendiri dan melakukan pengecekan. Namun akan lebih baik lagi jika memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas seperti Otospector. Dengan peralatan yang memadai dan tenaga profesional, hasilnya akan lebih akurat.
Langkah terakhir dan paling dapat diandalkan tentu dengan test drive secara langsung. Pengecekan saat mobil berjalan ini terutama untuk merasakan apakah matic sering nyentak atau delay.
Pada matic yang normal, perpindahan tuas dari P (Parkir) ke D (Drive) tidak ada sentakan dan terasa halus. Untuk mengecek adanya delay, Otofriends bisa memperhatikan saat sudah masuk gigi, maka mobil harus langsung jalan. Tidak ada jeda dan saat jalan tidak perlu RPM tinggi untuk pindah gigi.
Andai sudah terjadi keluhan, Otofriends bisa meringankan kerja transmisi dengan menyesuaikan gigi dengan kondisi yang dihadapi. Misalnya saat tanjakan, pakai gigi rendah, jangan terus di D saja.
Untuk mendapatkan mobil matic bekas yang berkualitas, Otofriends harus cermat dalam memilih. Pasalnya, transmisi matic umumnya menggunakan teknologi yang lebih rumit dibandingkan transmisi manual. Sehingga wajar kalau potensi kerusakan juga lebih besar.
Cara praktis dan mudah adalah dengan mencari mobil bekas di dealer mobil bekas terpercaya rekanan Otospector. Mobil bekas pada dealer-dealer tersebut dijamin lulus inspeksi serta memperoleh garansi mesin dan transmisi selama minimal 30 hari.
Bagikan