Selama ini Otofriends pasti tahu kalau kinerja mesin kendaraan sangat tergantung kepada oli mobil. Fungsi oli pada mesin adalah sebagai pelumas, pendingin, pembersih, dan pelindung mesin dari gesekan dan karat. Tetapi fungsinya bukan itu saja. Untuk kendaraan oli mobil juga bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Meski penampakan dan bahannya sama, tidak semua oli cocok untuk semua jenis mesin mobil. Kita tetap harus memperhatikan saat memilih. Salah satu yang harus diperhatikan adalah kode SAE pada kemasan oli. Biar paham, kita pelajari arti sae pada kemasan oli mobil atau juga motor disini.
Sumber: Tribunnews.com
Apa itu SAE oli, SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers. Nama itu berasal dari sebuah organisasi profesional yang merumuskan standar teknis untuk industri otomotif.
Organisasi ini pula yang menetapkan sistem klasifikasi oli mesin sehingga singkatan nama organisasi itu dipakai.
Sebenarnya kode SAE menunjukkan tingkat kekentalan oli. Tingkat kekentalan ini menunjukkan kemampuan oli mengalir pada suhu tertentu.
Tingkat kekentalan ini akan berpengaruh pada performa mesin mobil. Utamanya pada saat start, saat mesin panas dan mesin dingin.
Kalau oli terlalu kental, maka gesekannya akan tinggi. Kondisi ini membuat oli alirannya terhambat. Sedangkan kalau oli terlalu encer, bisa bikin bocor. Efektivitasnya dalam mencegah gesekan dan karat juga rendah.
Kekentalan oli mobil lebih rendah dibanding oli motor. Penyebabnya karena oli mobil memerlukan pelumas yang lebih encer untuk mengurangi gesekan.
Sumber: Penrite.info
Di kemasan-kemasan oli kita akan melihat kode SAE dituliskan dalam dua atau tiga angka, di mana ada huruf W yang memisahkannya. W ini sebenarnya winter (musim dingin). Angka sebelum huruf W menunjukkan kekentalannya pada suhu rendah. Sedangkan angka setelah W menunjukkan kekentalannya pada suhu tinggi.
Angka yang semakin kecil sebelum huruf W menunjukkan semakin encer pula pada suhu rendah. Artinya oli akan semakin mudah mengalir pada saat mesin dinyalakan (start).
Angka yang semakin besar setelah huruf W menunjukkan semakin kental pula pada suhu tinggi. Artinya oli semakin baik melindungi mesin dari gesekan dan karat.
Contoh penulisan kode SAE misalnya 5W-30, 10W-40, 15W-50, dan sebagainya.
Sumber: Liqui-moly.com
Kode SAE sebenarnya terbagi menjadi kode dua angka dan kode satu angka. Jika ada dua angka SAE maka disebut oli multigrade. Artinya oli yang mampu beradaptasi dengan perubahan suhu. Oli semacam ini biasanya lebih umum dipakai.
Sedangkan jika hanya satu angka SAE disebut oli monograde. Oli ini hanya cocok pada kondisi suhu tertentu. Contohnya oli SAE 30 untuk suhu panas dan oli SAE 10 untuk suhu dingin.
Sumber: Kixx Newsroom
Dalam kemasan oli ada pula kode oli API. Kode yang diambil dari organisasi American Petroleum Institute ini menunjukkan kualitas dan spesifikasi oli, terutama untuk mesin bensin atau mesin diesel.
Kode API tertulis dari dua huruf dan berada di dekat simbol lingkaran atau segitiga. Huruf pertama artinya jenis mesin. Yaitu S (spark ignition) adalah mesin bensin dan C (compression ignition) untuk mesin diesel.
Huruf kedua adalah tingkat kinerja oli. Huruf yang semakin semakin mendekati huruf Z, artinya semakin tinggi juga kualitasnya.
Contoh kode API adalah SL, SM, SN, dan lain-lain; untuk mesin bensin. Sedangkan mesin diesel ada CF, CG, CH, dan lain-lain.
Memilih oli yang terbaik katanya ibarat berinvestasi. Kalau Otofriends pilih oli yang berkualitas dan sesuai dengan saran pabrikan, maka perawatan kendaraan jadi lebih ringan.
Begitu pula dengan membeli mobil bekas. Jika pada saat pembelian Otofriends sangat cermat dalam memilih, maka pada pemakaian nantinya tidak akan keluar banyak biaya karena banyak kerusakan.
Agar Otofriends bisa mendapatkan mobil bekas yang terbaik, jangan ragu untuk memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Dengan melakukan inspeksi sebelum pembelian, maka unit mobil yang akan dibeli dapat diketahui kondisinya secara keseluruhan.
Bagikan