Mobil bekas Solo di bawah 70 juta, pastinya informasi yang sangat menarik.
Kita tahu kota Solo jadi salah satu kota yang sangat strategis, kaarena dilewati oleh Jalan Tol Trans Jawa.
Warga Solo yang ingin berpergian ke luar kota, baik ke timur (arah Surabaya) atau ke barat (arah Semarang), bisa memanfaatkan jalur tol ini.
Apalagi tahun depan bakal dibuka jalur tol Solo ke Yogyakarta. Semakin banyak alternatif tujuan perjalanan dengan mobil.
Jalan-jalan lewat tol, yang penting adalah persiapan kendaraan yang sehat saja. Mobil bekas tidak masalah. Asalkan, dipastikan perawatannya dilakukan dengan benar.
Yuk, kita lihat pilihan mobil bekas Solo di bawah 70 juta:
Sumber: Daihatsu Indonesia
Mobil yang lahir dari program LCGC pada tahun 2014 ini sudah mulai masuk untuk konsumen di segmen pemula. Karena usia mobil tidak terlalu tua, sementara harga bekasnya sudah bisa kompromi.
Ayla tersedia dalam dua kubikasi mesin yaitu 1.000 cc dan 1.200 cc. Masing-masing tersedia dalam dua jenis transmisi; manual dan matic.
Yang menonjol dari Ayla adalah konsumsi BBM-nya yang efisien. Pada mesin 1.000 cc, penggunaan di dalam kota saja, bisa sampai 14 km – 15 km per liter.
Dengan anggaran Rp70 jutaan di Solo, Otofriends bisa melirik Daihatsu Ayla keluaran tahun 2014 atau tahun awal. Pilihan tentu mesin 1.000 cc dengan transmisi manual.
Sumber: Suzuki Indonesia Sales
Satu lagi mobil yang bisa dipilih, kalau Otofriends cari yang benar-benar irit BBM.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah kubikasi mesin Estilo. Saat diluncurkan, menggantikan Karimun kotak, pada 2007, mesinnya sebesar 1.100 cc.
Pada 2009, mesin Estilo diubah lebih kecil lagi menjadi 1.000 cc. Tak heran kalau konsumsi BBM-nya diklaim bisa sampai 15 km per liter untuk dalam kota.
Dibanding pendahulunya, Estilo tentu unggul dari sisi teknologi. Sistem pembakaran sudah injeksi. Fitur-fitur juga lebih modern seperti power windows, AC lebih dingin, sistem audio terbaru, dan pengereman ABS.
Dengan dana Rp70 jutaan, Otofriends dari Solo bisa memilih Karimun Estilo tahun 2013-2014. Semua transmisi manual.
Sumber: Olx
Tak salah kalau dikatakan, mobil ini adalah kendaraan idaman banyak keluarga. Karena bentuknya tidak ketinggalan zaman, mesinnya tangguh, dan yang terpenting harga jual kembalinya tidak mengecewakan.
Avanza keluaran tahun-tahun awal, 2004-2005, saat ini harganya sudah di kisaran Rp70 jutaan.
Pada tahun-tahun awalnya, Avanza baru tersedia dalam kubikasi mesin 1.300 cc. Transmisi sudah tersedia manual dan matic.
Disarankan, harus jeli kalau mencari mobil legendaris ini yang keluaran tahun awal. Karena statusnya yang MPV, mobil ini pemakaiannya kadang jadi serbaguna untuk berbagai keperluan harian. Odometer biasanya juga sudah gondrong.
Untuk memastikan kondisi Avanza pilihamu, jangan ragu untuk memakai jasa inspeksi mobil bekas, Otospector ya!
Sumber: Toyota Astra Motor
Kalau Otofriends warga Solo ingin merasakan kenyamanan sedan dengan harga yang bersahabat, salah satu pilihan adalah Toyota Vios.
Vios generasi pertama ada di pasaran dari tahun 2003-2007. Dengan anggaran Rp70 jutaan, Otofriends bisa memilih tahun akhir generasi pertama, yakni keluaran tahun 2005-2007.
Ada dua varian Vios yang umum di pasaran yaitu tipe E dan G. Sebagai varian tertinggi, tipe G sudah ada pilihan transmisi matic, ABS, velg 15 inci, dan speedometer digital.
Soal kenyamanan, tentunya ada di kategori cukup. Asalkan kaki-kaki mendapat perhatian. Mesin juga relatif tangguh dan bandel. Spare part tidak masalah.
Soal keandalan mesin ini sudah terbukti bertahun-tahun, karena Vios pernah menjadi armada taksi di beberapa kota.
Sumber: Cintamobil
Jangan kaget kalau nanti bertemu Hyundai Trajet, ternyata dimensinya besar alias bongsor. Bahkan dibandingkan Innova, mobil ini masih lebih besar sedikit.
Dengan panjang 4.965 mm, lebar 1.840 mm, dan jarak sumbu roda 2.830 mm; kabin Trajet jelas lebih lapang. Satu keluarga dengan orangtua dan keponakan, bisa masuk semua!
Untuk menggendong bodinya, Trajet menyediakan dua pilihan mesin yaitu 2.000 cc dan 2.700 cc. Pada tahun-tahun terakhirnya di pasaran, mesin yang terbesar itu lebih dominan.
Tentu saja, dengan mesin seperti itu, konsumsi BBM tidak bisa dibilang irit. Karena itulah mobil ini cocoknya memang untuk berpergian keluarga.
Dengan dana Rp70 jutaan, Otofriends bisa melirik Hyundai Trajet dari tahun akhir yaitu 2008-2009.
Sumber: Mitsubishi Motors Indonesia
“Si Rajanya Diesel” ikut direkomendasikan dalam pilihan mobil bekas Solo di bawah 70 juta ini.
Isuzu Panther yang masuk dalam anggaran Rp70 jutaan, adalah keluaran tahun 2001-2002. Tipenya bisa LS dan LV.
Pada awal-awal tahun 2000-an ini, Panther mulai disebut kapsul, karena bodi yang membulat. Tentu saja lebih stylish, meski kesan kakunya tetap ada.
Soal ketangguhan mobil ini tidak perlu dijabarkan lagi. Mesin sangat tangguh, kaki-kaki kuat sekali, bodi istimewa, dan yang terpenting biaya operasional sangat murah karena pakai Biosolar.
Tinggal cari inspektor dari jasa inspeksi mobil terpercaya, lalu pastikan kondisi mesin tidak mengalami bocor kompresi atau istilahnya, ngobos.
Sumber: Wikipedia
Sebagian orang mungkin memandangnya sebelah mata hanya karena desainnya. Padahal Mitsubishi Kuda punya banyak poin plus.
Kuda ditawarkan dalam dua varian mesin; mesin bensin (1.6 liter dan 2.0 liter) serta mesin diesel (2.5 liter).
Adanya pilihan diesel tentu menjadi alternatif terbaik buat mereka yang ingin biaya operasionalnya murah, karena bisa diisi Biosolar. Mirip dengan Panther.
Kabin mobil ini cukup nyaman, terlihat modern, bahkan AC sudah double blower. Mesin juga unggul, karena pakai mesin L300 yang dikenal tangguh dan spare part-nya mudah didapat.
Dengan anggaran 70 juta, Otofriends bisa mendapatkan Mitsubishi Kuda diesel produksi tahun terakhir, yaitu 2005-2006.
Pilihan terbaik tentu saja mencarinya melalui komunitas. Karena biasanya komunitas punya banyak informasi soal keberadaan spare part tertentu yang sudah sulit ditemukan.
Menariknya, komunitas bahkan bisa menyediakan informasi lebih dalam, tentang spare part alternatif yang bisa dipakai. Misalnya persamaan dengan merek lain, spare part modifikasi, atau spare part yang mungkin harus didatangkan dari luar negeri.
Bagikan