Dalam bisnis jual beli mobil bekas, wajar jika para penjual ingin dagangannya cepat laku. Karena itulah kadang para penjual atau pedagang menambahkan hal-hal yang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan nilai tambah barang jualannya. Orang biasa mengistilahkannya, gimmick.
Namanya juga gimmick, tentu saja tidak banyak manfaatnya karena hanya sekadar tambahan belaka. Bahkan, kalau kita tidak waspada, kita malah bisa terkecoh dengan rayuan penjual dalam iklan-iklan mereka.
Iklan memang salah satu sumber informasi saat memilih mobil bekas, namun sebenarnya yang terpenting adalah pengecekan kondisi mobil bekas itu sendiri. Untuk pengecekan mobil bekas yang terpercaya, langsung saja Otofriends memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Nah, berikut beberapa kata-kata yang sering ditambahkan dalam iklan jual beli mobil bekas:
Mungkin maksudnya, mobil kondisinya bagus karena dirawat dengan baik oleh wanita. Atau karena pemilik sebelumnya dokter, maka mobil akan relatif lebih bersih dan sehat.
Padahal tidak ada hubungan logis antara status gender atau profesi dengan kondisi sebuah mobil. Mobil yang sehat dan berkualitas baik, bisa saja berasal dari gender serta profesi apapun. Begitu juga dengan mobil yang tidak layak, bisa juga berasal dari gender dan profesi apapun.
Mobil yang belum berpindah kepemilikan sering diyakini kondisinya lebih bagus ketimbang mobil yang sudah berkali-kali pindah tangan. Nilai jualnya jadi lebih tinggi.
Padahal status ini belum tentu berpengaruh pada kondisi mobil. Status tangan pertama sebenarnya hanya memudahkan kita menanyakan riwayat mobil dan memastikan keabsahan surat-suratnya.
Itupun kalau penjual memang pemilik langsung. Sebab tak jarang, meski belum pernah balik nama, mobil sudah berkali-kali pindah tangan.
Jarak tempuh yang rendah sering membuat calon pembeli mudah tergoda. Ini lantaran kondisi mobil dianggap bagus karena jarang dipakai atau jarang dipaksa kerja keras. Logikanya, komponen rata-rata juga masih bagus.
Padahal yang terjadi sering sebaliknya. Mobil yang terlalu lama nongkrong di garasi malah sering mengabaikan jadwal pergantian oli. Sebab pemilik berpatokan pada angka odometer, bukan usia oli.
Kondisi itu mengakibatkan kualitas oli yang digunakan sehari-hari semakin menurun. Pada akhirnya pengaruhnya pada mekanisme kerja mesin dan mengakibatkan komponen mengalami kerusakan.
Beberapa penjual kadang mencantumkan perihal bengkel resmi pada saat jual beli mobil bekas. Memang benar, servis di bengkel resmi membuat mobil relatif berada dalam kondisi prima. Namun harus dipastikan kebenaran dan keteraturan jadwal servisnya.
Jika memang kendaraan servis di bengkel resmi, tentu ada bukti servis di buku servis atau setidaknya catatan di bengkel. Penjual harus bisa menunjukkannya. Selain itu harus dilihat jadwal servisnya, apakah teratur sesuai ketentuan atau malah tidak tertib dan hanya sesekali servis.
Nomor polisi mobil yang terlihat beda atau istilahnya nomor cantik, sering jadi gimmick saat jualan. Apalagi kalau nomor tergolong langka dan perlu biaya lebih untuk mendapatkannya.
Namun harus hati-hati, karena nomor polisi tidak ada hubungannya dengan kondisi mobil. Bahkan ketika Otofriends melakukan balik nama mobil, nomor itu bisa hilang karena lokasi pendaftaran mobil disesuaikan dengan KTP. Kecuali tentu jika Otofriends berniat mengurus administrasinya dengan tambahan biaya.
Informasi dalam iklan memang patut diperhatikan. Namun yang lebih penting adalah kesesuaian antara “janji” dalam iklan dengan kualitas mobilnya. Setidaknya dari sini, kita bisa menilai kredibilitas penjual, apakah layak dipercaya atau tidak.
Untuk mendapatkan penjual mobil bekas berkualitas, Otofriends juga bisa mencarinya dalam dealer mobil bekas terpercaya yang menjadi rekanan resmi Otospector. Mobil-mobil yang dijual di sana, sudah lulus inspeksi Otospector, bahkan memiliki garansi mesin dan transmisi.
Bagikan