Bedanya mobil matic biasa dengan CVT sering jadi pertanyaan dari para pengguna mobil, terutama mereka yang sedang menimbang-nimbang untuk memakai jenis transmisi ini.
Maklum saja, saat ini banyak mobil keluaran terbaru menawarkan jenis transmisi CVT. Tetapi di sisi lain, banyak juga kabar burung yang mengatakan transmisi jenis ini punya banyak kelemahan dan tidak awet. Lalu, mana informasi yang benar dan mana yang menyesatkan?
Biar lebih jelas, yuk kita lihat beda mobil matic biasa dengan CVT, lewat fakta-fakta berikut ini.
Sumber: Otoflix.com
Transmisi matic konvensional yang kita kenal selama ini biasa disebut Automatic Transmission (AT). Sedangkan teknologi transmisi otomatis yang masih tergolong baru disebut Continuously Variable Transmission (CVT).
Secara singkat, perbedaan keduanya ada pada perpindahan gigi. Jika transmisi AT masih terjadi perpindahan gigi, maka pada CVT bekerja otomatis dalam mengubah rasio gigi, sehingga tidak perlu perpindahan gigi.
Sistem CVT bekerja dengan mengubah rasio transmisi menggunakan dua puli dan sabuk baja. Sistem ini tidak punya gigi-gigi seperti yang ada pada AT.
Sumber: Kompas.com
Dari cara kerjanya, sistem CVT memiliki puli dan sabuk baja sebagai komponen utama. Sebuah sistem pompa fluida akan mendorong puli sehingga penyaluran tenaga lebih optimal. Dua roda penggerak kendaraan juga akan menyesuaikan torsi dan kecepatan dengan relatif akurat.
Hasilnya, sistem CVT akan membuat percepatan laju mobil terasa tanpa hentakan. Kecepatan mobil meningkat secara halus sehingga beban kerja mesin jadi lebih ringan.
Sedangkan pada sistem AT, konverter torsi akan menggerakkan input shaft dengan memanfaatkan tekanan oli dari badan katup transmisi. Mekanisme ini membuat akselerasi lebih optimal dari transmisi CVT, tetapi hentakannya akan lebih terasa.
Dari sisi pemakaian bahan bakar, penurunan RPM dari perpindahan yang relatif halus akan membuat efisiensi bahan bakar pada CVT lebih tinggi. Sedangkan pada sistem AT, akselerasi yang lebih optimal, membuat konsumsi BBM lebih rendah.
Sedangkan dari sisi perawatan, sistem CVT yang lebih modern dan efisien, membuat perawatannya harus lebih cermat. Kompleksitas sistem ini membuat perbaikannya akan lebih mahal jika terjadi kerusakan.
Sementara pada sistem AT, perawatan bisa lebih jarang dibanding CVT. Biaya perawatan dan perbaikan juga lebih terjangkau karena sistemnya lebih sederhana.
Sumber: Carfromjapan.com
Sistem CVT punya kelebihan pada perpindahan gigi yang lebih konstan dan bebas hentakan. Dengan RPM yang lebih rendah dan bahan bakar yang sedikit masuk ruang bakar, membuat efisiensi konsumsi BBM-nya lebih baik.
Dengan perpindahan gigi yang halus, maka mobil dengan transmisi CVT akan terasa lebih nyaman. Laju mobil juga akan lebih tenang.
Hanya saja kekurangannya, CVT kurang ideal untuk mobil bertenaga besar karena performa mesin akan menurun. Lebih cocok untuk mobil-mobil bertenaga kecil dan sedang.
Sistem CVT juga tidak cocok untuk kendaraan di medan ekstrem, seperti menanjak. Penyebabnya karena lebih cepat panas, sehingga lebih ideal untuk kawasan perkotaan.
Transmisi CVT cenderung lebih cepat mengalami panas. Ini membuatnya tidak cocok dioperasikan pada medan ekstrem seperti jalan menanjak dan terjal. Pengoperasian transmisi ini lebih ideal di medan landai seperti perkotaan.
Biaya perawatan CVT juga lebih tinggi karena butuh perawatan ekstra untuk menjaga performa transmisi. Begitu juga biaya perbaikan jika terjadi kerusakan.
Sumber: Inews.id
Kelebihan yang paling dirasakan adalah transmisi AT akselerasinya lebih responsif. Penyebabnya karena perpindahan pada rasio gigi dilakukan bertahap, sehingga optimal saat mobil dioperasikan.
Mekanismenya yang relatif tidak sekompleks CVT membuat biaya perbaikannya lebih terjangkau jika terjadi masalah.
Sistem transmisi AT ini juga lebih cocok untuk kendaraan yang melaju di medan yang menanjak.
Sementara kekurangan sistem AT, perpindahan gigi terasa kurang halus dibandingkan CVT. Penyebabnya adalah karena mekanismenya yang bertahap, jadi hentakannya lebih terasa.
Soal penggunaan bahan bakar juga kurang efisien dibanding CVT. Hal ini disebabkan akselerasinya yang lebih responsif.
Mobil dengan transmisi matic memang nyaman dikendarai. Hanya saja, harus disadari, jenis transmisi semacam ini memiliki usia pakai yang lebih singkat dibandingkan dengan transmisi manual.
Saat ini jenis transmisi matic konvensional atau biasa disebut AT, tercatat sebagai matic yang paling awet. Usia pakainya bisa sampai 10 tahunan. Jadi bisa dibayangkan, jenis transmisi matic yang lain tentu lebih singkat usianya.
Nah, untuk memastikan mobil matic bekas pilihan Otofriends sekalian dalam kondisi baik, maka jangan ragu untuk memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Inspeksi mobil yang dilakukan secara cermat oleh tenaga profesional akan memberi Otofriends gambaran menyeluruh tentang sebuah mobil bekas. Hasil inspeksi dapat dipercaya.
Bagikan