Sebagian dari peminat mobil bekas, diketahui selalu memantau perkembangan harga mobil keluarga di pasaran. Maklum, sejauh ini mobil keluarga atau mobil berkapasitas 7 penumpang atau lebih, masih dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Terutama bagi keluarga dengan anggota cukup banyak.
Mobil keluarga juga dianggap punya nilai plus, jika nyaman, bermesin tangguh, dan biaya operasionalnya murah. Inilah mengapa mobil bermesin diesel dianggap paling memenuhi syarat. Namun harus diingat harga mobil keluarga semacam ini juga cenderung tetap stabil dibandingkan yang bermesin bensin.
Agar memperoleh gambaran, mari kita lihat harga mobil keluarga bermesin diesel dengan harga 100 jutaan:
Buat yang mencari mobil diesel keren bercitarasa Eropa, mobil ini bisa jadi pilihan. Meski APM dan pabriknya sudah pamit dari Indonesia, sosok Spin selalu menggoda. Desain mobil ini terasa maksimal, karena awalnya dirancang untuk melawan low MPV mapan macam Avanza-Xenia, Mobilio, atau Ertiga.
Sayangnya dalam perjalanan, Spin kurang populer, karena konon perawatannya sulit. Padahal saat ini sudah banyak bengkel yang familiar dengan MPV berkubikasi 1.3 liter ini. Memang, spare part masih tergolong mahal.
Spin yang hanya bertransmisi manual ini unggul pada konsumsi BBM yang super irit, 15 km per liter dalam kota. Fitur juga cukup lumayan dengan power window, electric mirror, speedometer digital, tilt steering, dual SRS airbag, AC double blower dan rem ABS.
Dengan dana Rp100 jutaan, bisa didapat Chevrolet Spin LTZ Diesel tahun 2015.
Julukannya memang “rajanya diesel”, tapi dalam hal fitur dan interior, mobil ini apa adanya. Soalnya orang mencari Panther karena mesinnya yakni 4JA1, 2.5 liter yang bertenaga 80 Hp torsi 192 Nm. Kalau untuk soal diesel, publik otomatis menyebutkan 1 Isuzu Panther untuk mobil diesel.
Mesinnya bandel, perawatan mudah, spare part berlimpah, kabin lapang, bantingan empuk, dan harga BBM-nya irit (12 km/liter untuk dalam kota) dan murah karena bisa pakai biosolar.
Kalau mau dicari kelemahannya, tentu pada tampilan interior yang apa adanya, mesin berisik, dan bodi roll sangat terasa. AC juga masih single blower.
Dengan dana Rp100 jutaan, bisa didapat Panther LV Turbo 2008.
Melihat sosoknya, banyak orang mengira harga mobil ini bakal setara dengan rivalnya seperti Pajero atau Fortuner. Padahal, Ford Everest yang gagah penampilannya, harga sudah diskon habis-habisan, setara LCGC.
Everest menarik karena mesinnya bandel, mirip Panther. Terutama generasi pertama, keluaran 2003-2006 yang masih diesel konvensional. Mesin minim perawatan. Spare part memang mahal, tapi beberapa masih bisa disubstitusi. Mesin juga minim elektrikal jadi mudah dirawat.
Dengan mesin 2.5 liter, 4 silinder, 12 katup SOHC, tenaganya 100 HP dan torsi 268 Nm. Meski tidak terlalu irit (7 km/liter dalam kota), namun aman meminum Biosolar. Transmisi juga tersedia manual dan matic.
Fiturnya tidak terlalu istimewa dengan power window, power steering, tilt steering, dan SRS airbag. Kalau ada keistimewaan, kabinnya cukup kedap untuk meredam berisiknya diesel.
Dengan anggaran Rp100 jutaan, bisa didapat Ford Everest 4×4 MT 2006.
Kijang Krista sempat menjadi MPV idola karena berwajah modern sebelum kehadiran Innova. Meski tergolong MPV tahun lama, namun karena membawa brand image Toyota, wajar jika harga masih tinggi. Bahkan di tahun 1997 sebagai kijang generasi keempat yang menjadi salah satu mobil terlaris.
Dibanding Kijang kapsul biasa, Krista memang unggul pada penampilan. Eksterior terasa lebih mewah dengan two tone. Sementara interior terlihat rapi dengan aksen kayu dan jok terasa empuk.
Mesin 2L 2.5 liter (80 HP/165 Nm) juga tidak mengecewakan. Mudah perawatan, spare part berlimpah, serta kabarnya lebih kencang dibanding Krista versi bensin. Sayangnya akselerasi kurang gereget. Konsumsi BBM sekitar 10 km/liter dalam kota.
Dengan dana Rp100 juta, bisa didapat Toyoa Kijang Krista Diesel 2004, bahkan bisa mendapat mobil diesel dibawah 100 juta.
Selain Ford, Chevrolet juga salah satu merek yang sudah cabut dari Tanah Air. Makanya pesaing dari CR-V dan X-Trail ini harganya bisa makin terjangkau. Meski begitu, kualitas produknya gak usah diragukan.
Captiva bermesin diesel mulai dipasarkan sejak 2007. Dengan mesin diesel VCDi 2.000 cc, tenaganya mencapai 150 dk dengan torsi 320 Nm. Namun transmisi hanya tersedia versi otomatis. Konsumsi BBM-nya lumayan irit, 10 km/liter untuk dalam kota.
Menyandang nama brand asal Amerika, Captiva tentu unggul dari beberapa segi, terutama build quality. Hanya saja jika berniat memelihara SUV ini, harus juga siap dengan konsekuensi perawatannya yang tidak murah, meski sebenarnya sesuai dengan kenikmatan yang dirasakan.
Dengan anggaran Rp100- jutaan, bisa didapat Chevrolet Captiva Diesel AT 2009 di pasaran mobil bekas, atau situs jual beli mobil bekas
Otofriends harus memahami, mobil-mobil bermesin diesel biasanya digunakan sebagai kendaraan “operasional” oleh pemiliknya. Efeknya kadang terlihat di kondisi mobil di mana odometer sudah tinggi, ada kebocoran oli, atau kaki-kaki yang minta diservis.
Karena itulah sebelum memutuskan membeli mobil bermesin diesel, manfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dengan inspeksi mendetail oleh para inspektor andal dan berpengalaman, Otofriends akan dapat memperoleh gambaran tentang kondisi mobil secara keseluruhan.
Keuntungan lain, mobil yang lulus inspeksi juga bisa memperoleh garansi, sehingga Otofriends tidak khawatir soal perbaikan seandainya terjadi kerusakan pada kendaraan.
Bagikan