Sampai hari ini mobil dengan mesin diesel masih cukup diminati di Indonesia. Alasannya antara lain karena mesin jenis ini punya torsi besar dan konsumsi bahan bakarnya irit. Tak heran, pada jenis yang sama, harga mobil diesel bisa lebih mahal dibanding mesin bensin.
Namun dibalik ketangguhan mesinnya, mesin diesel juga punya sejumlah kelemahan. Apalagi kini pabrikan mobil lebih memilih mengembangkan mengembangkan mesin bensin atau kendaraan yang relatif ramah lingkungan.
Berikut ini beberapa kekurangan mobil bermesin diesel:
Mesin diesel dikenal sebagai mesin dengan torsi tinggi atau kita merasakannya sebagai tarikan bawah yang lebih bertenaga. Namun di sisi lain, akselerasi cenderung lambat.
Kelambatan terjadi karena tipe mesinnya memang long stroke atau langkah piston lebih besar dibanding diameter silinder. Tak heran kalau mesin diesel menghasilkan torsi lebih besar dibanding mesin bensin yang angka diameter dan langkahnya relatif sama.
Agar performa mesin tetap terjaga, kita perlu memperhatikan filter solar. Komponen ini berfungsi menyaring bahan bakar agar tidak masuk ke saluran common rail dan menyumbat suplai bahan bakar.
Umur pakai filter solar biasanya sekitar 20.000 km atau bisa kurang (sekitar 15.000 km atau malah 10.000 km). Faktor yang mempengaruhi waktu pergantian umumnya adalah kualitas bahan bakar.
Ketika akan menjalankan mobil, kita harus selalu memastikan kapasitas bahan bakar cukup. Jika bahan bakar minim, risikonya mobil akan “masuk angin”. Mobil memang tetap bisa jalan tapi tenaga turun drastis bahkan mogok.
Proses masuknya angin terjadi karena mekanisme mesin dalam mengalirkan solar ke mesin mengunakan sistem vakum. Beda dengan mesin bensin yang menggunakan sistem pompa.
Nah, saat bahan bakar akan habis, vakum akan menyedot udara secara otomatis dan dialirkan ke injektor nozel. Alhasil, untuk memperbaikinya harus dibongkar dan dipompa manual dengan priming pump yang ada di atas filter solar.
Jika dibandingkan mesin bensin, mekanisme pembakaran diesel memang terkesan lebih kotor. Hal itu sebenarnya lebih dikarenakan munculnya asap dengan jelaga hitam dari knalpot akibat dari pembakaran yang kurang sempurna.
Akan tetapi meski terkesan kotor, secara polutan tingkat cemarannya lebih rendah dari mesin bensin. Mesin diesel lebih bisa menghasilkan unsur nitrogen oksida (NOx) yang rendah.
Sementara mesin bensin menghasilkan karbon monoksida dan hidrokarbon. Meski tidak kasat mata, sifat kedua kandungan tersebut lebih polutif.
Membeli mobil bermesin diesel memang perlu ekstra hati-hati. Mengingat biasanya jenis mesin ini biasa dipakai oleh pemilik sebelumnya sebagai kendaraan “operasional” alias untuk aktivitas harian.
Agar Otofriends tidak repot saat menilai mobil bekas bermesin diesel, manfaatkanlah jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Inspektor Otospector bekerja secara profesional dan independen dalam menilai kondisi mobil bekas secara menyeluruh.
Dari hasil penilaian, Otofriends akan punya rujukan dalam menentukan kelayakan sebuah mobil bekas untuk dibeli.
Bagikan