
Buat para pemilik EV, perlu tahu juga nih, cara mengisi baterai mobil listrik biar tidak overheat. Standar suhu baterai normal adalah 10° C – 35° C.
Potensi overheat saat Otofriends melakukan pengisian bisa terjadi, meski tidak sering.
Tetapi tidak ada salahnya, kita tahu cara mencegahnya, biar urusan isi-mengisi baterai ini, berlangsung mulus.

Sumber: Amphenol Advanced Sensor
Harus diakui, baterai lithium-ion yang digunakan pada EV cukup rentan terhadap kenaikan suhu secara signifikan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pertama, pada saat pengisian cepat (DC Charging), proses ini akan memaksa aliran arus listrik yang besar dalam waktu singkat. Panas jadi lebih tinggi dibanding pengisian lambat.
Suhu lingkungan juga berpengaruh. Misal mengisi di lingkungan panas atau di bawah sinar matahari langsung, maka sistem pendingin baterai bekerja lebih keras.
Pada baterai terdapat sistem pendingin. Jika sistem pendingin tidak bekerja optimal, suhu akan meningkat.
Penggunaan charger yang tidak berkualitas atau tidak sesuai spesifikasi akan menyebabkan arus listrik tidak stabil. Suhu akan meningkat.
Pengisian baterai hingga 100 persen terlalu sering kemudian dibiarkan, akan memberi tekanan berlebih pada baterai. Baterai jadi panas.


Sumber: Motorist.My
Usahakan pengisian baterai tidak dilakukan di suhu tinggi, seperti di bawah sinar matahari langsung.
Lakukan di ruangan yang beratap atau ruang parkir tertutup.
Saat pengisian di rumah, pilih waktu pengisian pada malam hari karena suhu udara cenderung lebih rendah.

Sumber: Faist Group
Fast charging akan menghasilkan panas lebih tinggi. Karena itu prioritaskan pengisian daya lambat kalau hanya untuk pengisian rutin. Misalnya di rumah atau di kantor.
Gunakan “jatah” fast charging pada saat kondisi tertentu, misalnya saat perjalanan jauh dan diburu waktu.

Sumber: Green Car Reports
Baterai lithium-ion cenderung akan rawan panas kalau diisi mendekati penuh, yaitu di atas 80 persen. Begitu juga ketika dikosongkan, mendekati nol, atau di bawah 20 persen.
Kalau mobil digunakan harian, setting saja batas pengisian hanya sampai 80 persen.
Pengisian sampai 100 persen disarankan cuma untuk perjalanan jauh.
Begitu pula saat baterai mendekati kosong (di bawah 20 peren), segera isi agar tidak ada stres pada baterai.


Sumber: AC EV Charger
Biasakan untuk hanya memakai peralatan charger yang berkualitas atau bersertifikasi.
Semua ini berlaku baik charger bawaan mobil, wallbox di rumah, maupun di SPKLU.
Peralatan yang buruk kualitasnya, menyebabkan arus jadi tidak stabil dan memicu panas.

Sumber: Microchip.com
Untuk mencegah overheat, sebenarnya produsen EV sudah melengkapi mobil mereka dengan keamanan berlapis.
Pertama, ada Battery Management System (BMS), yang akan memonitor suhu baterai. Kalau suhu dirasa naik, proses pengisian bisa dikurangi atau malah distop.
Beberapa EV modern juga sudah dilengkapi sistem pendingin yang akan menjaga suhu baterai tetap ideal. Termasuk ketika fast charging.
Di SPKLU-nya juga sudah dilengkapi sensor termal dan sistem keamanan untuk mencegah panas berlebih pada konektor atau sistem pengisian.
Jadi pada dasarnya sudah cukup aman.
Secara umum, harga baterai pada mobil listrik, apapun jenisnya, memang masih tergolong mahal. Kisaran ada pada 30% sampai 50% dari harga jual mobil.
Dengan perkiraan seperti itu, maka harga baterai secara utuh, saat ini bisa mencapai ratusan juta rupiah!
Kabar baiknya, sudah mulai ada produsen-produsen atau bengkel tertentu yang sanggup mengganti baterai per modul saja. Jadi tidak perlu ganti seluruh baterai. Tentu harga jauh lebih murah.
Untuk memastikan mobil listrik pilihanmu dalam kondisi baik, gunakan saja jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Setelah mobil kondisinya dinyatakan baik, lengkapi pula dengan paket garansi mobil bekas Otospector, agar mobil semakin punya nilai tambah.
Bagikan