Hi otofriends, sedikit ada kabar yang kurang sedep nih dimana pemerintah Indonesia, lewat Kemenperin negesin buat berhentiin insentif mobil listrik umpor dalam bentuk utuk atau CBU (Completely Built Up) di akhir tahun 2025 ini.
Dari peraturan ini, seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi Nomor 6 Tahun 2023 jo. Nomor 1 Tahun 2024, dimana insentif ini ngasih diskon yang cukup besar.
Dimana bea masuk sebesar 0 persen loh dari tarif normal 50 persen dan juga pajak penjualan atas barang mewah juga 0 persen dari 15 persen.
Dengan begitu, total pajak yang dibebanin pada kendaraan impor berbasis baterai ini cuma 12 persen, jauh lebih rendah sih dari yang seharusnya yaitu 77%.
Seperti dikutip dari Carvaganza, Mahardi Tunggul WIcaksono, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, menegaskan bahwa sejauh ini belum ada pembahasan antarkementerian soal perpanjangan insentif.
“Artinya, bisa kita bilang insentif BEV impor akan berakhir pada akhir 2025, sesuai regulasi yang ada” ucap Tunggul dalam diskusi Forum Wartawan Industri 25/8/2025.
Otofriends harus tahu, program ini udah sukses narik minat investor global, Kemenperin mencatat ada 6 perusahaan telah berpartisipasi dengan rencana penambahan investasi sebesar Rp 15 triliun dengan target kapasitas produksi 305.000 unit.
Mulai PT Geely Motor Indonesia dan PT Era Industri Otomotif yang kerjasama dengan perakitan dengan assembler lokal. PT National Assemblers dan PT Inchape Indomobil Energi yang baru melakukan perluasan kapasitas produksi, lalu ada PT BYD Auto Indonesia dan PT Vinfast Automobile Indonesia yang membuat pembangunan pabrik baru.
Program ini udah ngasih bukti kok kalau populasi kendaraan listrik di tanah ini meningkat. Di tahun 2024 aja total kendaraan listrik sampe 207.000 unit, naik 78% dari 116.000 unit di tahun sebelumnya otofriends.
Disaat yang bersamaan sisi lain mobil kendaraan biasa dengan bahan bakar konvensional turun menjadi 82,2% dari 99,64%. Waduh ternyata kondisi nyatanya seperti ini ya otofriends, dimana insentif tadi itu dirasa membuat keseimbangan otomotif jadi berkurang, seperti yang dikritik oleh GAIKINDO.
Ini sih memang keliatannya cukup mengganggu keseimbangan, apalagi buat yang udah lama produksi dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.
Sekertaris Umum Gaikindo mengungkapkan bahwa penjualan mobil tanah air ini gak lepas dari pemicu-pemicu yang ada ya otofriends, ya bang min juga setuju kok soal ini. Dimana banyak juga terjadi PHK yang tinggi di beberapa perusahaan komponen kendaraan.
Sejalan nih sama GAIKINDO, peneliti LPEM UI Riyanto, seperti dikutip Carvaganza menilai insentif BEV ini cuma nguntungin sektor perdagangan, yang bisa ngasih efek ganda lebih kecil dibanding dengan produksi lokal itu sendiri.
Gini otofriends, jika insentif ini diperpanjang, bakal ada ketidakadilan dan ketidakkonsistenan kebijakan sih. Kredibilitas turun, akan ganggu iklim investasi, dan tidak sesuai sama tujuan awal buat jadiin Indonesia sebagai basis produksi BEV.
Gimana otofriends, kamu bakalan tetep nunggu keputusan baru soal CBU EV ini atau tetep gas ajalah beli dulu?
Bagikan