Fungsi oli power steering tentu sangatlah vital di dalam sistem powert steering dengan sistem hidrolis. Sayangnya, masih ada sebagian orang yang tidak melakukan perawatan dengan benar, sehingga kualitas oli sering terabaikan.
Oli power steering bisa sampai terabaikan, bisa jadi disebabkan karena pergantian oli ini memang dilakukan 40.000 km atau dua tahun sekali. Bagi pemilik mobil yang abai dengan perawatan, jadwal ini rawan sekali terlupakan. Sehingga akibatnya power steering mengalami gangguan seperti setir terasa berat atau malah oli bocor.
Biar Otofriends semakin paham tentang fungsi oli power steering, inilah penjelasan fungsi yang lebih rinci:
Sumber: Gridoto.com
Fungsi oli power steering yang utama tentunya membantu pengemudi dalam menggerakkan setir. Sistem kerjanya yakni cairan akan mengirim tekanan dan bantuan mekanis ke roda, saat setir diputar.
Ada beberapa komponen yang terlibat dalam proses ini yaitu pompa, rack and pinion, silinder dan tie rod.
Cara kerjanya: saat setir diputar, pompa akan bekerja meningkatkan tekanan oli. Oli kemudian diarahkan ke salah satu sisi silinder di rack dan pinion. Oli itu juga akan menekan piston ke satu arah sehingga rack juga ikut terdorong ke sisi yang sama. Rack inilah yang berhubungan dengan tie rod yang pada akhirnya memutar roda.
Sumber: Iselinc.com
Fungsi oli power steering berikutnya adalah melumasi beberapa komponen bergerak dalam sistem kemudi. Komponen ini antara lain pompa power steering, rack and pinion, dan selang hidraulis.
Fungsinya sama seperti pelumasan pada umumnya, yaitu oli ini akan mengurangi gesekan. Berkurangnya gesekan akan membuat usia pakai lebih panjang dan menjaga sistem kemudi.
Kalau dibandingkan dengan oli mesin, oli power steering punya basis minyak mineral dan zat aditifnya akan lebih sedikit. Kekentalannya juga dipilih agar sesuai dengan spesifikasi sistem kemudi dan tidak terlalu terpengaruh perubahan temperatur. Warna oli juga tidak mudah berubah saat pemakaian.
Sumber: Antonianticorrosion.com
Oli power steering punya fungsi mencegah karat karena ada aditif khusus di dalamnya. Fungsi ini penting, terutama jika mobil dioperasikan di area yang sering terkena air atau di kelembaban tinggi.
Setiap produsen oli punya formula zat pencegah karat sendiri. Komposisinya juga merupakan rahasia.
Namun biasanya produsen akan memberi zat antioksidan yang memperlambat oksidasi, inhibitor korosi yang membentuk lapisan pelindung, deactivator logam yang menonaktifkan ion logam tertentu, serta buffer yang menjaga kestabilan pH oli.
Sumber: Creative Fabrica
Pergerakan komponen dan gesekan akan menghasilkan panas. Oli kemudian berperan menyerap panas dan membawanya ke reservoir. Jadinya panas berlebih bisa dicegah.
Jika power steering terlalu panas, maka performa power steering akan turun, setir terasa berat, bahkan power steering bisa berhenti sama sekali.
Panas ini juga bisa merusak karet penyegel (seal) dan melelehkan selang. Akibatnya bisa timbul kebocoran. Pompa juga akan bekerja keras menghasilkan tekanan sehingga macet dan terbakar.
Sumber: Pixabay
Di dalam power steering dapat terbentuk busa yang akibatnya dapat mengganggu aliran oli dan mengurangi kemampuannya dalam melumasi dan mentransfer tekanan.
Busa bisa terbentuk antara lain karena jenis oli yang tidak cocok, masuknya udara, adanya kontaminasi air, atau oli yang sudah kedaluwarsa.
Akibat adanya busa maka performa setir akan menurun, lambat merespons, bahkan terjadi kerusakan komponen.
Kondisi komponen mobil bekas memang sangat tergantung dari perawatan yang dilakukan pemilik sebelumnya. Jika pemilik lalai dan tidak memperhatikan, maka fungsi suatu komponen juga tidak optimal. Tak terkecuali power steering.
Jika Otofriends akan memastikan performa komponen mobil bekas, jangan ragu untuk memakai jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dengan inspeksi mobil yang detail dan profesional, maka kondisi sebuah mobil bekas secara keseluruhan bisa diketahui. Keputusan terbaik juga bisa diambil.
Bagikan