Ada yang berpendapat, mengemudikan mobil transmisi manual sedikit lebih repot dibanding transmisi otomatis. Gak salah sih, karena belajar mengemudikan mobil manual memang butuh usaha dan waktu yang lebih. Tidak cuma “asal gas dan rem”.
Meski katanya transmisi manual makin tidak populer, tapi buat para pengemudi antusias, transmisi ini justru punya keasyikan tersendiri. Sayangnya, para pengemudi ini seringkali kurang menyadari, ada beberapa kebiasaan yang bisa berakibat buruk pada mobil.
Inilah 5 kebiasaan sebagian pengemudi transmisi manual yang harus dikoreksi:
Ada sebagian pengemudi yang langsung menggunakan gigi 2 saat akan melaju. Mungkin mereka terburu-buru, lupa, atau ada alasan lain.
Kebiasaan ini sebaiknya dicegah. Karena dengan langsung masuk ke gigi 2, tarikan mobil akan lebih berat dari biasanya. Ujung-ujungnya akan membuat mesin cepat rusak.
Begitu pula saat mobil hendak berjalan dalam kondisi macet (posisi stop and go) sebaiknya tidak memakai gigi tinggi dengan memainkan kopling. Tarikan mobil bakal sangat berat.
Ada sebagian pengemudi percaya mitos bahwa kombinasi RPM rendah dan gigi tinggi bisa menghemat bensin. Mungkin memang bisa menghemat, namun risikonya akan terjadi tekanan tinggi pada mesin yang berujung pada kerusakan.
Berkendara dengan putaran mesin rendah dan gigi tinggi juga berisiko knocking apabila mendadak kita butuh akselerasi. Kalau ini sering terjadi, maka komponen mesin akan cepat rusak.
Untuk menghemat BBM, cara terbaik adalah mencari tahu torsi maksimum kendaraan kita. Lakukanlah perpindahan gigi pada peak torsi itu. Penting juga, selalu berkendara dalam kecepatan konstan 70-90 km/jam.
Seringkali pengemudi tidak sadar selalu menginjak pedal kopling. Memang tidak full, tapi tetap saja bisa menyebabkan kopling menjadi cepat aus.
Kebiasaan terus menginjak kopling ini juga bisa membuat release clutch pada kopling tidak sempurna dalam menekan. Akibatnya, muncul gesekan berlebih antara flywheel dan kampas koplingnya.
Cara menghilangkan kebiasaan ini adalah dengan selalu melepas kopling saat parkir atau saat berhenti di lampu merah.
Ada sebagian pengemudi yang sering lupa menetralkan transmisi saat mobil berhenti atau ketika mesin sudah mati.
Akibatnya cukup berbahaya. Mobil bisa melompat seketika saat mesin distarter. Apalagi jika pengemudi lupa memeriksa kondisi tuas transmisi.
Gara-gara kondisi ini, komponen mesin juga bisa rusak, tepatnya pada gigi motor starter dan fly wheel. Gigi motor starter bisa rompal karena menahan beban berlebih.
Sebaiknya tidak menahan mobil dengan transmisi saat parkir. Jika memang rem tangan sudah tidak bekerja sempurna, lebih baik menggunakan ganjal ban.
Kesalahan ini agaknya paling banyak terjadi. Karena memang pengemudi biasanya tidak sadar tangannya standby di tuas. Bahkan tuas dipakai sebagai pijakan tangan.
Kelalaian ini sebenarnya bisa merusak karena komponen ini memiliki sistem mekanis di bawahnya. Jika terus terjadi, sistem mekanis bisa cepat rusak atau setidaknya umur pakainya jadi lebih pendek.
Untuk mencegahnya, biasakanlah selalu memegang setir dengan dua tangan. Meski mungkin mobil sedang berhenti.
Saat membeli mobil bekas, salah satu komponen yang harus dipastikan kondisinya adalah sistem transmisi. Selain karena fungsinya yang vital, perbaikan di sektor ini bisa memakan biaya yang tidak sedikit.
Nah, untuk memastikan kondisi sehat-tidaknya transmisi, pengecekan bisa dilakukan oleh inspektor berpengalaman dari jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dengan inspeksi yang mendalam di 150 titik, Otofriends akan mendapat gambaran seutuhnya tentang kondisi mobil yang hendak dibeli. Jadinya tidak seperti membeli kucing dalam karung.
Bagikan