Kadang pengemudi memang tidak bisa menghindari untuk memutar setir sampai mentok. Setir diputar penuh, baik ke kiri maupun ke kanan, sampai-sampai timbul bunyi bletak!
Setir mobil memang fleksibel dan bebas digerakkan ke manapun, sesuai kebutuhan. Tetapi kalau diputar sampai mentok, bahkan sering dilakukan, maka bukan tidak berisiko!
Masalahnya, setir bekerja dalam satu sistem dengan komponen lain seperti as rack steer, ball joint, tie rod, dll. Kalau sering diperlakukan kasar, akan ada efeknya terhadap komponen lain.
Apa saja yang harus diperhatikan kalau Otofriends sering memutar setir sampai mentok? Yuk, kita bahas satu per satu:
Sumber: Kompas.com
Ada beberapa kondisi yang membuat pengemudi memutar setir sampai mentok.
Pertama, ketika parkir. Baik itu parkir di tempat sempit maupun parkir paralel. Pengemudi sering terpaksa memutar setir untuk menyesuaikan posisi.
Begitu pula saat bermanuver di jalan sempit, pengemudi seringkali harus melakukannya untuk menghindari rintangan atau kendaraan lain. Termasuk saat berputar balik.
Di jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan tajam, pengemudi juga kadang harus memutar stir secara signifikan.
Namun kadangkala memutar setir sampai mentok terjadi karena pengemudi punya kebiasaan buruk. Pengemudi tidak sabar karena segera ingin menyelesaikan manuver.
Sumber: Medcom.id
Memutar setir sampai mentok bisa mengakibatkan kerusakan pada power steering.
Pada power steering hidraulis, akibat tekanan oli yang sangat besar saat setir mentok, akan membuat seal selang power steering bocor. Seal tidak mampu menahan tekanan oli.
Sedangkan pada power steering elektrik, risikonya pada bushing dan as rack steer.
Komponen yang juga rawan rusak adalah tie rod end. Komponen yang menghubungkan rack steering ke roda ini, kalau dapat tekanan berlebih, bisa aus atau putus.
Kerusakan juga bisa pada ball joint yang memungkinkan roda bergerak naik turun. Gara-garanya juga tekanan berlebih.
Sumber: Mercedes-Benz Personenwagen
Karena sering diputar mentok, maka setir jadi tidak responsif bahkan macet. Tentu saja sangat berbahaya saat dipakai berkendara.
Ternyata efeknya juga pada ban, yaitu cepat aus. Penyebabnya adalah sudut roda yang tidak tepat akibat kemudi yang rusak. Ausnya juga sering tidak merata.
Sumber: Amazon.com.au
Sistem kemudi mobil sebenarnya dirancang untuk bekerja pada rentang putaran tertentu. Kalau setir diputar mentok, maka komponen akan bekerja di luar batas normal.
Pengemudi juga perlu mempertimbangkan usia pakai komponen. Kalau setir dibuat mentok terus, maka komponen akan cepat rusak dan usia pakai lebih singkat.
Sumber: Tribunnews.com
Kuncinya ada pada teknik mengemudi yang baik. Terutama pada saat manuver, perhatikan kondisi sekitar dan rencanakan gerakan yang diperlukan.
Jangan lakukan gerakan setir mendadak. Gerakan yang halus dan perlahan akan mengurangi tekanan pada komponen sistem kemudi.
Kondisi ban juga berpengaruh. Kalau ban tidak terawat, maka handling akan terpengaruh dan membuat pengemudi lebih sering memutar setir.
Faktanya memang begitu. Sebab pada mobil FWD, roda depan punya dua fungsi sekaligus, yaitu mengendalikan arah (stir) dan juga menggerakkan mobil. Akibatnya komponen kaki-kaki di bagian depan bekerja lebih keras dan lebih cepat aus dibandingkan dengan mobil berjenis rear-wheel drive (RWD).
Kalau Otofriends ingin memastikan mobil bekas pilihan punya kaki-kaki yang baik, maka gunakan saja jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Melalui inspeksi mobil secara cermat, sebuah mobil bekas dapat diketahui riwayat pemeliharaannya. Dengan kinerja yang baik, maka performanya juga bisa maksimal.
Bagikan