Sudah jadi permakluman umum kalau harga mobil bekas di Jakarta dan sekitarnya (Jadetabek) lebih murah dibanding daerah-daerah lain. Tak heran jika banyak peminat mobil bekas berburu mobil incarannya di Jakarta. Bahkan tak sedikit para pedagang yang berbelanja mobil di Jakarta untuk kemudian dijual lagi di daerah.
Dengan harga mobil bekas yang lebih miring, kualitas mobil yang bisa didapat juga tidak selalu lebih buruk. Karena terkadang penentuan harga ini di luar faktor teknis. Ada banyak alasan yang mempengaruhi harga jualnya.
Apa saja yang membuat harga mobil bekas di Jakarta bisa lebih rendah, berikut 5 faktornya:
Harus diakui, Jakarta punya akses yang lebih dekat dengan basis produksi dan penyimpanan produsen mobil. Begitu pula dengan manajemen dan administrasi bisnis penjualan otomotif terpusat di ibu kota.
Kondisi itu membuat harga OTR mobil baru di Jakarta jadi lebih murah. Sementara di daerah, harga mobil baru selalu ditambah biaya pengiriman yang bervariasi, tergantung jarak. Gambarannya, untuk pengiriman ke Papua saja bisa mencapai belasan juta rupiah.
Dengan OTR yang lebih rendah, maka harga jual saat bekasnya juga ikut terpengaruh.
Mobil bekas di Jakarta relatif mudah ditemui karena populasinya memang lebih banyak. Diperkirakan sekitar 40 persen mobil baru dilepas di Jakarta.
Tingginya minat warga Jakarta dan sekitarnya untuk memiliki mobil baru mempengaruhi suplai mobil bekas ke pasaran. Harga juga semakin terjangkau.
Meski suplai banyak, tetap beberapa merek dan varian tertentu dibanjiri peminat. Seperti merek Toyota atau jenis MPV. Sementara jenis-jenis lainnya, meski lakunya tidak secepat mobil-mobil favorit, tetap ada saja peminatnya.
Mobil-mobil yang dipakai harian di Jakarta biasanya memiliki body yang tidak mulus. Ada saja beberapa kekurangan seperti goresan atau penyok.
Kondisi yang kurang mulus itu wajar terjadi karena kondisi lalu-lintas yang padat sehingga rawan terjadi senggolan. Apalagi jika perawatan body sehari-hari kurang diperhatikan.
Kondisi body yang tidak mulus membuat harga mobil juga ikut terpengaruh. Apalagi jika pemilik cenderung menjual mobil apa adanya karena butuh cepat terjual.
Selain mobil, padatnya lalu-lintas juga mempengaruhi kondisi mesin. Mobil yang dipakai sehari-hari dengan working hours tinggi, sering diistilahkan “mobil capek”.
Kondisi lalu-lintas yang padat membuat mesin banyak bekerja di putaran bawah dengan kondisi stop and go pula.
Jika tidak diimbangi perawatan yang prima, kondisi ini membuat kinerja mesin tidak bisa optimal. Harga jualna juga ikut terpengaruh.
Memang jumlah mobil di Jakarta yang terkena banjir amatlah kecil, namun calon pembeli tetap harus cermat karena mobil-mobil ini juga masuk ke pasaran mobil bekas seperti biasa. Apalagi banjir merupakan ancaman bencana yang paling sering terjadi di Jakarta.
Mobil-mobil bekas banjir ini tentu sudah dibenahi sedemikian rupa sehingga tampak baik. Namun mobil semacam ini menyimpan potensi masalah di kemudian hari, misalnya karat, masalah kelistrikan, dll.
Bukan cuma banjir, masalah juga bisa terjadi pada mobil-mobil yang terbiasa menerjang genangan. Biasanya mobil-mobil semacam ini juga bermasalah soal karat di body.
Meski di Jakarta dan sekitarnya populasi mobil bekas lebih banyak dibanding di daerah lain, namun Otofriends tetap harus cermat dalam memilih mobil yang kondisinya baik. Maklum, tidak semua mobil yang dilepas di pasaran punya kualitas baik dan dalam kondisi prima.
Untuk mendapatkan mobil bekas yang berkualitas, jangan ragu untuk memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dengan peralatan dan inspektor yang andal, Otofriends bisa mendapat gambaran lengkap tentang kondisi mobil bekas yang akan dibeli. Dari sinilah kita akan dapat memilih mobil bekas yang terbaik sesuai harapan.
Bagikan