5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Januari 17, 2021
By Thomas W
5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya-otospector

Kadang tidak kita sadari, paling tidak terdapat lima jenis oli mobil yang masing-masing bekerja sesuai fungsinya di sebuah kendaraan. Mendengar kata “oli”, biasanya yang teringat hanya oli mesin saja. Padahal masih ada sejumlah pelumas lain yang ikut menunjang performa kendaraan.

Karena bukan sekadar berfungsi untuk melumasi namun juga membantu mekanisme kerja komponen bahkan termasuk perawatan, kondisi oli jelas butuh perhatian. Selain jenisnya harus sesuai dengan peruntukannya, kita juga wajib memperhatikan usia pakainya.

Mari kita simak 5 jenis oli mobil yang lazim digunakan dalam sebuah kendaraan:  

#1: Oli Mesin

5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Ibarat darah, oli ini bisa dibilang sebagai penunjang utama kinerja mesin. Karena itu kondisi dan “kesegarannya” harus jadi prioritas.

Selama mesin hidup, oli akan terus bekerja. Oli akan masuk dan melumasi sela-sela bagian mesin yang bergerak, seperti piston, silinder, dan crankshaft. Oli juga melindungi mesin dari korosi dan mencegah reaksi oksidasi dari komponen-komponen mesin. 

Oli mesin harus diganti setiap 5.000 – 10.000 km. Batas angka tercepat itu sebagai antisipasi jika kerja mesin melebihi jarak tempuhnya. Seperti misalnya mobil-mobil di area perkotaan yang lalu-lintasnya padat. Pergantian oli juga bisa dilakukan berpatokan pada waktu yakni tiap enam bulan sekali.

#2: Oli Transmisi

5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Pada sistem transmisi, oli berfungsi memperhalus proses transmisi atau pergantian gigi. Pada transmisi manual, oli bekerja dengan melumasi gear dan bearing. Sedangkan pada transmisi otomatis, oli bekerja pada bagian clutch dan torque.

Pergantian oli transmisi sebaiknya dilakukan setiap 40.000 km. Hanya saja, untuk manual disarankan lebih sering mengganti oli dibandingkan otomatis.

Mobil-mobil Eropa merek tertentu ada yang memakai oli transmisi otomatis “lifetime”, artinya tidak perlu diganti. Namun pada pemakaian transmisi semacam ini di daerah tropis, oli tetap harus diganti pada rentang 50.000 – 100.000 km.

Baca juga: 4 Cara Memilih Oli yang Tepat untuk Mobil Anda

#3: Minyak Rem / Oli Rem

5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Sesuai namanya, jenis oli ini berfungsi untuk membantu melancarkan sistem kerja pengereman. Minyak rem berfungsi ganda yakni melumasi cakram dan kampas, serta jadi penyalur tenaga dalam sistem hidrolik.

Pergantian minyak rem sebaiknya dilakukan setiap 30.000 km atau setiap dua tahun.

Pergantian dilakukan lebih cepat jika minyak rem berubah warna atau berubah konsistensinya. Karena itu pastikan minyak selalu bersih dengan mencegah kotoran masuk ke tangki oli.

Volume minyak rem yang menurun bisa jadi pertanda kampas mulai menipis. Jika penurunannya terasa lebih cepat, maka kemungkinan ada kebocoran.

#4: Oli Gardan

5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Oli gardan berfungsi sebagai pelumas kontak antargigi pada gardan. Oli juga melindungi pinion gear agar tidak kontak langsung dengan bearing.

Penggantian oli gardan sebaiknya setiap 40.000 km atau mirip dengan oli transmisi. Jadi sebaiknya penggantian dilakukan bersamaan. Cuma sayangnya dalam praktik sehari-hari oli gardan lebih sering terlupakan.

Oli harus diganti lebih cepat jika muncul suara dengung, ada getaran, atau bunyi-bunyian tertentu di gardan saat mobil berbelok. Perubahan warna dan tingkat kekentalan juga bisa jadi tanda oli harus diganti.

#5: Oli Power Steering

5 Jenis Oli Mobil Dan Aturan Perawatannya

Oli power steering hanya dibutuhkan pada sistem power steering hidrolik. Bukan hanya pelumas, fungsinya juga lebih condong ke fluida hidrolik. Jadi oli berfungsi menyalurkan tenaga dari pompa power steering ke steering rack.

Pergantian oli power steering sebaiknya dilakukan setiap 40.000 km. Namun tetap harus dikontrol kemungkinan adanya kebocoran akibat klem lepas, selang retak, atau kerusakan seal pada steering rack.

Hati-hati, bocornya oli power steering biasanya tidak bergejala. Baru ketika oli tekor, muncul suara dengung saat berbelok, suara pompa kasar, atau setir terasa berat. Kalau gejala ini sudah muncul, artinya kerusakan sudah merambat hingga steering rack atau pompa.

Baca juga: 8 Tips Jitu Mengecek Kondisi Mesin Mobil Bekas

Bagaimana Memilih Jenis Oli Mobil Yang Baik?

Dalam buku manual kendaraan tentu sudah ditentukan jenis oli mobil yang direkomendasikan. Kalau mau aman, ikuti saja pedoman tersebut. Soal merek, kita bebas memilih, asalkan spesifikasinya sesuai.

Sejauh perawatan dilakukan di bengkel resmi atau bengkel rekanan Otospector, tentu pemilihan oli tidak akan jadi persoalan. Namun jika perawatan dilakukan di bengkel umum atau mungkin dilakukan sendiri, sebaiknya berhati-hati dengan kualitas oli yang beredar di pasaran.

Bagikan

Baca Artikel Lainnya

Baca Artikel Lainnya

Inilah Info Lengkap Pemutihan Pajak Jakarta Tahun 2024

Agustus 09, 2024
Ada kabar baik, pemutihan pajak Jakarta tahun 2024 masih berlaku sampai akhir bulan Agustus 2024 ini! Otofriends yang mungkin masih memiliki keperluan menyangkut pembayaran pajak kendaraan atau balik nama kendaraan, tentu ini menjadi kesempatan baik. Apalagi, pemutihan ini tidak datang setiap waktu lo!  Apa dan bagaimana ketentuan serta proses pemutihan pajak Jakarta tahun 2024? Mari
Baca Lebih Lanjut

Apa Sih Suku Cadang OEM, Amankah Untuk Mobil?

Agustus 09, 2024
Seperti yang kita ketahui, kalau sparepart mobil ada tiga jenis, seperti Aftermarket, KW, dan OEM. Karena mesin mobil memiliki beberapa komponen tertentu yang mempengaruhi kinerja mobil, nah komponen tersebut adalah sparepart mobil atau bisa dibilang dengan sebutan onderdil dan suku cadang.  Sistem kerja dari sparepart mobil adalah saling terkait dengan sparepart yang lain. Alangka baiknya
Baca Lebih Lanjut

Spooring dan Balancing Setelah Ganti Ban, Penting Ga Sih?

Agustus 09, 2024
Soal pentingnya spooring dan balancing setelah ganti ban sering jadi pertanyaan sejumlah pemilik mobil; sebenarnya dua tindakan itu, perlu atau tidak?  Maklum, kalau pertanyaan itu jadi sering diajukan dan dipertanyakan, karena memang setelah ganti ban, umumnya posisi ban dan fungsinya terkesan “baik-baik” saja. Tidak mencong, miring, atau malah tidak normal.  Tentu saja sebelum mendapat jawabannya,
Baca Lebih Lanjut