Situasi stop and go mobil kadang memang tak terhindarkan, terutama saat lalu-lintas di jalanan sedang padat. Kita hanya bisa maju sedikit demi sedikit, karena antrean lalu-lintas yang panjang.
Akan jadi masalah kalau stop and go mobil ini terjadi di jalan yang menanjak dengan kendaraan bertransmisi manual. Karena kalau pengemudi tidak hati-hati, maka mobil ada kemungkinan mundur dan menabrak kendaraan di belakang.
Di zaman sekarang, memang ada fitur yang akan mengatasi masalah ini, seperti hill start assist. Tetapi bagi mobil-mobil berteknologi jadul, mau tidak mau dibutuhkan keterampilan pengemudi untuk menangani situasi seperti ini.
Bagaimana tips stop and go mobil di jalan menanjak? Mari kita lihat satu per satu, seperti yang dituturkan oleh praktisi Defensive Driving, Andry Berlianto, kepada Kumparan.com.
Sumber: Autonetmagz
Pengemudi harus sadar bahwa dalam kondisi stop and go di tanjakan, risikonya adalah mobil bisa mundur tak terkendali dan menabrak mobil belakang.
Karena itu, selalu kontrol jarak aman dengan mobil belakang. Atau sediakan ruang untuk kemungkinan mundur sedikit. Begitu juga dengan jarak dengan mobil di depan.
Bagi pengemudi yang belum mahir, risiko stop and go ini adalah mati mesin. Bisa juga munculnya bau sangit akibat kanvas kopling selip.
Sumber: Moladin
Sebelum menghadapi stop and go di tanjakan, pengemudi sebaiknya harus mengenali jarak main pada tuas. Kapan tuas mulai aktif dan tidak aktif atau bebas.
Yang harus dikenali terutama adalah jarak main kopling. Kapan kopling sudah mulai masuk dan membuat transmisi bebas. Kenali dulu perlahan-lahan, sebelum akhirnya digunakan di tanjakan.
Jarak main kopling bisa berbeda-beda di setiap kendaraan. Pada kopling yang pakai kabel, tergantung dari setelan dan kondisi keausan kampas.
Sedangkan pada kopling sistem hidrolis, pengaruhnya dari kondisi cairan yang kurang atau adanya udara dalam sistem.
Sumber: Honda Outside Java
Ketika kendaraan sudah akan berhenti, lepas pijakan gas dan injak rem kaki secara penuh hingga mobil berhenti total.
Dalam waktu tidak sampai 1 detik setelah mobil berhenti, injak kopling secara penuh dan persneling bisa masuk ke netral.
Mobil akan berhenti dalam kondisi persneling bebas (netral) dan ditahan oleh rem tangan. Untuk berjaga-jaga, kaki boleh siaga di pijakan rem kaki.
Sumber: Motor1.com
Saat kendaraan sudah harus berjalan, injak kopling secara penuh dan masukkan transmisi ke gigi satu. Posisi rem tangan tetap aktif.
Agar mobil mulai bergerak maju, injak gas perlahan-lahan, sekitar 2.000 RPM – 2.500 RPM, sambil melepas kopling.
Ketika dirasakan mobil sudah mulai maju, rem tangan bisa dilepaskan. Sekiranya ada tanda-tanda mesin akan mati, maka kopling bisa ditekan lagi sambil dikombinasikan dengan pijakan gas.
Kombinasi tiga gerakan (kopling, gas, dan rem tangan) itu harus dilakukan secara cepat dan tepat. Karena jika ada yang tidak tepat, risikonya mesin mati. Dan itu artinya, kendaraan harus ditahan dengan rem kaki.
Tiga gerakan ini sebaiknya dilatih di tempat yang sepi terlebih dulu, sebelum menghadapi situasi sebenarnya di jalanan sesungguhnya.
Dibandingkan dengan matic, mobil dengan transmisi manual memang punya kelebihan di usia komponen transmisi yang lebih awet atau lebih panjang umur. Kerusakan komponennya juga relatif ringan, sehingga biaya perbaikannya juga lebih murah.
Tetapi sebelum beli mobil bekas, Otofriends sebaiknya memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari transmisi.
Dengan inspeksi mobil yang dilakukan inspektor berpengalaman, maka akan didapat gambaran sesungguhnya dari mobil tersebut, terutama kondisi transmisinya.
Bagikan