Seperti kita tahu, ada dua jenis sasis mobil yang biasa digunakan, yakni sasis ladder frame dan sasis monokok. Pada dasarnya keduanya punya kelebihan dan kekurangan, karena masing-masing sebenarnya dibuat untuk pengaplikasian yang berbeda.
Namun tak banyak orang menyadari, jenis sasis mobil yang dipakai ternyata juga menentukan keselamatan dalam berkendara. Terutama ketika mobil berada dalam situasi darurat, seperti terjadi benturan atau kecelakaan di jalan. Jenis sasis mana yang relatif lebih aman?
Nah, agar Otofriends mampu memahaminya, mari kita simak fakta-fakta berikut ini:
Ladder frame merupakan teknologi sasis yang lebih dahulu ditemukan. Konstruksinya berupa dua buah batang besar yang diikat oleh cross-member pada bagian depan, tengah, dan belakang sehingga bentuknya menyerupai tangga.
Sasis ini membuat mobil punya ground clearance tinggi sehingga pandangan pengemudi terhadap sekitarnya cenderung akan lebih baik. Pengemudi akan bisa cepat mengidentifikasi situasi sekitar dan relatif cepat mengambil keputusan jika ada potensi bahaya.
Saat menghadapi medan berat atau off-road, sasis ini andal karena ground cleareance dan pusat gravitasinya yang lebih tinggi. Tentunya mobil juga lebih siap dan bahaya yang mungkin timbul akibat kondisi jalan bisa diminimalkan .
Namun di balik keunggulannya, ada juga potensi bahaya. Tingginya ground clearance membuat mobil jenis ini rawan mengalami limbung, bahkan terguling. Terutama pada kecepatan tinggi.
Monokok adalah teknologi sasis yang lebih baru di mana sasis disatukan dengan badan kendaraan atau disebut juga unibody. Sasis jenis ini punya banyak keunggulan karena itu dipakai pada banyak mobil berteknologi modern lantaran terasa lebih nyaman, mudah dikendarai, dan bobotnya ringan.
Dari sisi keselamatan, sasis ini punya keseimbangan lebih baik dalam situasi pengereman dan manuver gabungan. Dalam kondisi darurat tentu kondisi itu akan sangat membantu, seperti misalnya saat pengereman mendadak pada kecepatan tinggi. Rendahnya ground clearance membuat mobil relatif stabil dan tidak limbung sehingga meminimalkan potensi celaka.
Karena banyak nilai plus yang diperoleh, maka kini pada umumnya mobil-mobil mewah dan modern mengadopsi jenis sasis ini. Bukan hanya mobil ringan seperti hatchback atau city car, namun sudah merambat ke SUV. Mobil-mobil SUV seperti Renault Duster, Toyota Rav 4, Ford Ecosport, VW Tiguan, bahkan Jeep Cherekee XJ juga memanfaatkannya.
Salah satu keunggulan sasis monokok adalah adanya zona remuk (crumple zone). Inilah teknologi peredam saat terjadi benturan sehingga kabin akan tetap aman. Teknologi ini bekerja cukup efektif hingga kecepatan 85 km/jam.
Rancangan crumple zone yang luas juga memungkinkan benturan dapat diserap lebih baik dari berbagai sudut, mengingat sumber benturan bisa dari sudut mana pun. Faktor ini juga sangat meningkatkan aspek keselamatan sasis monokok yang lebih modern.
Sayangnya teknologi semacam tidak ada di sasis ladder frame, mengingat strukturnya yang kaku. Pada sasis model ini, faktor keselamatan diperkuat dengan fitur seperti airbag, ESP, Lane Keep Assist, pengereman darurat, penyerap benturan pada kap kendaraan, dan stabilitas kontrol.
Saat dua kendaraan yang beda ukuran dan sasis, contoh pikap dan mobil kecil, saling bertabrakan, maka mobil ringan (bersasis monokok) akan cenderung terdorong ke belakang. Sementara mobil pikap (bersasis ladder frame) relatif tetap karena hanya menerima sedikit gaya saja. Kematian penumpang dipastikan akan lebih tinggi pada mobil ringan.
Begitu pula saat mobil ringan menabrak mobil pikap dari samping maka akan berdampak pada sasis mobil pikap, karena mobil ringan posisinya lebih rendah. Penumpang pikap juga tetap aman karena posisi mereka lebih tinggi.
Jika pikap ladder frame menabrak mobil kecil dari sudut manapun, maka penumpang mobil kecil tetap menghadapi risiko yang lebih tinggi. Berdasar penelitian, penumpang mobil kecil tetap akan berisiko kematian jika menabrak mobil pikap ladder frame. Namun risiko itu akan menurun 18 persen jika mobil pikap menggunakan sasis monokok.
Bagi orang awam, kerusakan pada sasis memang tidak bisa dideteksi secara mudah. Namun bagi mekanik yang berpengalaman, bekas-bekas kerusakan akibat tabrakan besar hingga mengenai sasis, bisa diketahui dengan jelas.
Karena itu sebelum membeli mobil bekas, memanfaatkanlah jasa inspeksi mobil bekas Otospector untuk memastikan mobil pilihannya bebas dari kerusakan akibat tabrakan besar. Dengan pemeriksaan yang mendetail pada 150 titik, Otofriends dapat mengetahuinya secara pasti kondisi mobil secara menyeluruh.
Bagikan