Sering terjadi, ada pembeli tergiur membeli sebuah mobil bekas, tanpa paham lebih dalam soal risiko beli mobil tua bekas.
Bisa jadi pembeli tergiur pada harga mobil yang murah. Langsung oke-oke saja, karena mungkin juga dana pribadinya juga terbatas. Apalagi kalau dilihat sekilas, mobil yang ditawarkan, masih terlihat layak dan rapi.
Padahal membeli mobil bekas, perlu kehati-hatian. Apalagi kalau kategorinya mobil tua atau usianya lebih dari 15 bahkan 20 tahun. Banyak faktor yang harus jadi pertimbangan, sebelum memutuskan untuk membeli.
Apa saja risiko beli mobil tua bekas? Mari kita lihat fakta-faktanya di bawah ini:
Sumber: Cintamobil
Risiko paling utama tentu saja kondisi mobil ternyata tidak sesuai harapan. Atau tidak sesuai dari kesan penampakan luarnya.
Indikator mobil yang layak adalah mobil itu masih layak pakai tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan yang terlalu besar. Perbaikan sedikit-sedikit, mungkin masih wajarlah. Tetapi kalau harus berkali-kali masuk bengkel dan ganti spare part, artinya mobil memang tidak layak.
Masalahnya, mobil tua seringnya punya tingkat keausan tinggi. Apalagi kalau perawatan oleh pemilik sebelumya tidak terlalu baik.
Akibatnya ketika mobil berpindah tangan ke pemilik baru, kerusakan-kerusakan akibat kurangnya perawatan tadi, justru akan bermunculan.
Kalau Otofriends memang tidak yakin bisa memastikan kondisi sebuah mobil tua, pastikan melakukan inspeksi mobil terlebih dahulu.
Inspeksi berguna agar setidaknya calon pembeli ada gambaran terhadap kondisi sesungguhnya dari mobil yang akan dibeli. Dari gambaran itulah, kita bisa memutuskan beli atau tidak.
Sumber: Detik.com
Ketersediaan suku cadang juga bisa jadi persoalan serius, terutama jika mobil tersebut sudah tidak lagi diproduksi atau populasinya sedikit. Lebih repot lagi kalau agen pemegang merek (APM) sudah tidak ada.
Selain sulit didapat, suku cadang yang langka biasanya juga harganya mahal dan harus menunggu lama. Kadang malah harus didatangkan dari luar negeri.
Solusi para pemilik mobil semacam ini biasanya mencari suku cadang persamaan atau substitusi dengan model lain. Alternatif lainnya, pakai suku cadang rekondisi yang sayangnya kualitasnya belum tentu terjamin.
Sumber: Kompas.com
Salah satu perbedaan besar antara mobil dengan teknologi 20-30 tahun lalu dengan sekarang adalah pada konsumsi BBM-nya.
Mobil-mobil jadul umumnya masih menggunakan teknologi lama di mana konsumsi BBM cenderung boros. Terutama pada mobil-mobil yang masih pakai karburator. Selain itu tingkat emisinya juga tinggi.
Borosnya bahan bakar ini juga bisa disebabkan karena kinerja mesin yang dipengaruhi beberapa faktor seperti keausan komponen, penumpukan deposit karbon, komponen sistem bahan bakar yang kurang optimal, sistem pengapian yang kurang efisien, serta sensor-sensor yang mungkin sudah tidak akurat.
Mobil yang boros BBM akan sangat tidak efisien jika nantinya akan dipakai sebagai alat transportasi harian atau akan dipakai ke luar kota.
Sumber: Kompas.com
Salah satu persoalan kendaraan atau mobil tua adalah soal dokumen yang tidak lengkap.
Biasanya karena sudah berpindah tangan beberapa kali, ada surat yang hilang atau rusak. Karena itu Otofriends harus memastikan betul kelengkapan dokumen seperti BPKB, STNK, atau faktur.
Yang tak kalah penting adalah soal tunggakan pajak. Meski pajak mobil tua terhitung tidak mahal, tetapi kalau pajaknya nunggak bertahun-tahun, maka akan jadi mahal juga.
Jika Otofriends menggunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector, maka inspektor bisa membantu untuk mengecek kecocokan antara surat-surat dengan fisik kendaraan.
Namun jika Otofriends ingin memastikan keabsahan dari dokumen tersebut, maka silakan mengeceknya langsung ke Kantor Samsat. Karena penentuan keabsahan surat-surat merupakan ranah dari kepolisian.
Tidak ada patokan pasti, apakah transmisi yang layak dipilih adalah matic atau manual. Semua tergantung kondisi dan kebutuhan calon pembeli.
Yang jelas setiap jenis transmisi punya usia pakai masing-masing. Sejauh ini transmisi manual lebih panjang usia pakainya dan memang lebih tangguh. Jangan lupa, seiring usia kendaaraan, risiko kerusakan transmisi juga semakin besar!
Bagikan