Bagi banyak orang, beli mobil bekas memang bukan perkara gampang. Pasalnya, di pasaran mobil bekas, banyak pilihan mobil yang ditawarkan dengan berbagai kondisi. Padahal calon pembeli tidak selalu punya pengetahuan bagaimana memilih mobil yang kondisinya baik.
Beli mobil bekas memang bukan cuma masalah harganya cocok. Banyak faktor yang harus dicermati dan dihindari agar saat mobil dipakai nantinya tidak merugikan. Apalagi kalau ternyata mobil tersebut sudah sulit mendapatkan spare part-nya. Tentu semakin merepotkan.
Agar tidak rugi dan bisa mendapat mobil dengan kondisi terbaik, maka hal-hal inilah yang harus dihindari saat beli mobil bekas:
Diam-diam, mobil-mobil yang pernah kebanjiran juga masuk ke pasaran dan dijual sebagai mobil bekas biasa. Kenapa diam-diam? Ya, karena si pemilik tentu sudah membersihkan dan menghilangkan bekas-bekas banjir dengan sangat rapi. Meski begitu kita masih bisa menemukan jejak-jejaknya.
Ciri-ciri mobil bekas banjir bisa terlihat di beberapa bagian, seperti adanya endapan lumpur di beberapa bagian interior, adanya aroma tak sedap di kabin, oli mesin yang terlihat coklat akibat kemasukan air, serta karat di beberapa titik seperti pada baut di gagang rem tangan.
Bagi orang awam, tentu saja tidak menemukan jejak bekas banjir ini tidak selalu mudah. Karena itu agar Otofriends tidak dirugikan, jangan ragu untuk menggunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Dengan jasa inspeksi yang berpengalaman, jejak-jejak banjir yang sudah rapih sekalipun akan mudah ditemukan.
Tabrakan hebat maksudnya adalah tabrakan yang berdampak terhadap kondisi mobil jangka panjang. Kita bisa melihatnya misalnya pada bagian depan mobil untuk melihat adanya celah antar kap mesin, lampu, dan bumper.
Kita juga harus melihat kap mesin, apakah bisa menutup sempurna serta kondisi “tulang” pada bagian radiator. Pengecekan tingkat presisi ini juga bisa dicek pada pintu dan jendela. Bagian bodi juga bisa dicek kemungkinan adanya dempul tebal.
Untuk tabrakan yang menyebabkan mobil terbalik, biasanya terdapat bekas perbaikan pada pilar dan jendela. Periksa, apakah ada yang tidak simetris atau terlihat belang. Terakhir adalah mengecek tingkat kelurusan pada ban, suspensi, dan sasis.
Sering terjadi, sebuah mobil bekas kondisinya sudah oke, namun ternyata urusan surat-suratnya masih diragukan. Dokumen kendaraannya bermasalah. Bisa tidak lengkap atau ternyata berbeda dengan kondisi fisik pada kendaraan.
Yang perlu dipastikan pertama kali adalah keabsahan dan keaslian surat-surat tersebut. Cek juga apakah nomor-nomor rangka dan mesin sesuai dengan yang terdapat pada kendaraan. Pada tahap ini calon pembeli harus benar-benar yakin.
Namun jika Otofriends ingin lebih yakin lagi, lakukan saja pengecekan surat-surat kendaraan di Samsat.
Bagi pemilik sebelumnya, mobil yang sudah dimodifikasi mungkin terlihat keren. Namun bagi calon pembeli kondisi itu sangat dihindari karena takut bisa merugikan. Umumnya para pembeli mobil bekas menginginkan kondisinya mobilnya standar saja.
Modifikasi yang ekstrem contohnya adalah perombakan mesin atau bahkan memotong suspensi. Pada mobil-mobil seperti ini untuk mengembalikan lagi ke bentuk asli tentu tidak mudah dan butuh biaya ekstra.
Mobil bekas kontes sound system juga sebaiknya dihindari. Kecuali jika calon pembeli memang suka dan mau melanjutnya. Mobil semacam ini punya risiko kerusakan kelistrikan yang sangat berbahaya.
Soal tua atau muda usia mobil memang sangat tergantung pada pemakaian dan perawatannya. Namun gambarannya jika mobil bekas sudah menempuh perjalanan jauh (odometer di atas 100.000 km) atau usianya sudah lebih dari 10 tahun, sebaiknya dihindari.
Terkadang ada mobil tertentu yang sudah cukup tua tapi odometernya terlihat masih sedikit. Nah, di sini Otofriends bisa mengecek kondisi bagian interior, seperti pedal, setir, atau tuas. Jika sudah terlihat kusam, artinya mobil sudah sering digunakan dan odometernya diragukan.
Mobil yang sudah cukup tua biasanya akan bermasalah pada beberapa komponen yang sudah aus. Padahal pergantiannya sering membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Persaingan produsen mobil di Indonesia yang sangat ketat, membuat beberapa perusahaan agen pemegang merek (APM) harus menghentikan operasionalnya. Kondisi ini tentu merugikan sebagian konsumennya, meski tidak seketika alias dalam jangka panjang.
Beberapa perusahaan yang sudah hengkang antara lain: Chevrolet, Opel, Infinity, Cherry, dll. Padahal beberapa merek ini selama ini sudah cukup dikenal baik dan produknya cukup diterima konsumen.
Mobil-mobil dari APM yang sudah tidak beroperasi di Indonesia tentu saja harganya jatuh. Dan dalam beberapa waktu ke depan akan sulit mendapatkan layanan bengkel resmi dan spare part karena kelangkaan suplai dari produsen.
Bagikan