Dalam bursa penjualan mobil bekas, Suzuki Ertiga bekas masih menjadi salah satu alternatif pilihan terbaik di segmen MPV. Faktor kenyamanan, keunggulan fitur, iritnya konsumsi bahan bakar, serta harga yang kompetitif, membuat Ertiga bekas selalu dilirik konsumen yang cermat dalam memilih.
Sejak awal kehadirannya, tahun 2012, MPV andalan Suzuki ini memang dipersiapkan untuk menantang Toyota Avanza sebagai market leader . Setidaknya sampai tiga tahun pertama, Ertiga berhasil menduduki peringkat kedua, menggeser posisi Daihatsu Xenia di segmen low MPV, sebelum akhirnya turun karena sengitnya persaingan.
Berikut 4 alternatif pilihan Ertiga bekas yang patut Otofriends pertimbangkan:
Merupakan trim tertinggi Suzuki Ertiga saat pertama kali diluncurkan pada 2012. Kala itu kehadiran Ertiga cukup mengejutkan pasar, lantaran dengan harga Rp165 jutaan sudah bisa didapat fitur-fitur yang belum ada di segmen Low MPV. Antara lain rem ABS/EBD, kunci immobilizer, switch audio control, seat height adjuster, dan SRS airbag.
Keunggulan lain yang sempat jadi pembicaraan adalah kenyamanan Ertiga. Pemakaian sasis monokok jadi faktor utamanya, karena kemampuan sasis tipe ini dalam menyerap getaran memang lebih baik dibanding tipe sasis ladder frame yang dipakai kompetitornya.
Masuk ke area kabin, Ertiga juga terasa lebih lapang. Kondisi ini agaknya dipengaruhi dimensi ertiga yang memang lebih panjang 125 mm dan lebih lebar 35 mm dibanding Avanza/Xenia. Begitu pula wheelbase juga yang lebih panjang 85 mm. Hasilnya selain legroom yang sedikit lebih lega, jok Ertiga juga bisa lebih tebal, sehingga juga terasa lebih empuk.
Dengan mesin K14B 1.373 cc, tenaga 91,1 Hp dan torsi 130 Nm, konsumsi bahan bakar Ertiga juga dikenal sangat irit. Perhitungan dari berbagai pihak yang sering dipublikasikan di media adalah 13 km/liter dalam kota dan 16 km/liter luar kota. Hasil ini jelas mengungguli rivalnya.
Dua tahun setelah dipasarkan, Ertiga sudah melakukan berbagai perubahan yang cukup signifikan. Pertama adanya facelift dengan penyegaran di bagian eksterior, seperti pada gril, velg, serta tambahan reflektor di lampu belakang.
Dari sisi kenyamanan kabin, sejak 2013, Ertiga menggunakan AC double blower. Meski hembusan AC bisa lebih cepat sampai di sisi kabin belakang, Suzuki menjamin tidak akan ada perubahan dalam konsumsi bahan bakar. Alasannya, karena kompresor tidak berubah.
Perubahan terakhir yang paling dinanti adalah keberadaan transmisi otomatis 4 percepatan, terhitung sejak 2014. Meski masih menggunakan transmisi otomatis konvensional, kehadiran matic menambah nilai plus tersendiri bagi Ertiga yang memang desainnya lebih ke arah MPV untuk kawasan perkotaan.
Dengan perubahan yang sudah komplet, harga baru Ertiga GX AT dibanderol Rp185 juta. Penurunannya pada hari ini sudah 30 persen.
Untuk menyasar target market tertentu, Ertiga melahirkan varian Dreza yang sekaligus ditempatkan sebagai varian tertinggi. Terbagi dalam dua pilihan yakni Dreza dan Dreza GS, masing-masing varian tersedia pula dalam versi transmisi manual dan matic.
Secara umum perbedaan antara Dreza dengan GX lebih pada penampilan. Pada bagian depan Dreza, gril dibuat lebih lebar dengan pembagian atas-bawah. Sementara bagian belakang, sudah tersedia spoiler yang sebelumnya harus dibeli secara aftersales.
Sementara itu di dalam kabin, Dreza yang harga barunya Rp229 juta ini, mengusung tema dominan warna gelap sehingga berkesan elegan. Penambahan panel-panel kayu juga memberi nuansa berbeda dibanding Ertiga yang standar.
Dreza juga dilengkapi head unit dengan layar 9 inci Audio Video Navigation berkualitas HD. Jika diberi koneksi internet melalui tethering HP atau modem, head unit ini bisa dimanfaatkan untuk browsing atau memutar streaming video dalam perjalanan.
Dirilisnya varian diesel jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi Ertiga. Apalagi mesin D13A yang dipakai Ertiga kabarnya sudah disesuaikan dengan kondisi ketersediaan BBM (solar) di Indonesia. Contohnya solar B20 yang kini lazim beredar.
Secara teknologi, mesin Ertiga tidaklah berbeda dengan Chevrolet Spin Diesel sebagai satu-satunya kompetitor. Keduanya memakai JTD Engine dari Fiat Chrysler Automobile, serta sama-sama memakai common-rail diesel dengan Variable Geometry Turbocharger.
Namun pada Ertiga, mesin berkapasitas 1.300 cc DOHC dan teknologi Diesel Direct Injection System (DDiS) ini mampu menghasilkan tenaga 89 Hp dan torsi 200 Nm. Performa yang bisa lebih baik dibanding Spin ini agaknya dipengaruhi faktor mapping ECU yang dilakukan Suzuki.
Selain itu mesin Ertiga juga mendapat bantuan baterai 70 Ah yang mampu mengambil alih fungsi mesin saat mobil idle, seperti saat di lampu merah atau kemacetan. Tak heran jika teknologi mild hybrid dari mobil yang barunya dihargai Rp225 juta ini membuat konsumsi BBM-nya mampu mencapai 18 km/liter.
Mobil bekas dengan keunggulan tertentu namun tidak begitu populer, seperti contohnya Suzuki Ertiga bekas bermesin diesel, kadang memang tidak mudah untuk didapatkan. Butuh kesabaran dan keuletan tersendiri dari calon pembeli.
Namun jika memang berniat berburu mobil-mobil istimewa semacam ini, Otofriends bisa mencarinya di dealer mobil bekas terpercaya yang telah menjadi rekanan Otospector.
Selain banyak pilihan mobil dengan kondisi yang istimewa, mobil yang ditawarkan pada dealer-dealer tersebut dijamin sudah lulus inspeksi Otospector. Pembeli juga akan lebih tenang dalam pemakaian nantinya karena mobil-mobil ini memiliki garansi mesin dan transmisi minimal 30 hari.
Bagikan