Kalau boleh dibilang, sebenarnya tidak akan pernah ada cerita bahwa mobil matic terobos banjir.
Karena memang pada dasarnya mobil dengan transmisi semacam ini, haram hukumnya untuk melewati genangan air yang tinggi. Apalagi kalau sampai terendam. Bakal repot urusannya.
Berbeda dengan transmisi manual, mobil dengan transmisi matic memang lebih sensitif terhadap air.
Semua itu karena sistem kerja transmisi yang lebih kompleks, posisi komponen di dalam mobil matic yang relatif lebih rendah, serta cara kerja transmisi yang penuh dengan sensor. Kalau sampai terkena air, maka semua sistem tersebut akan rusak, dari yang ringan sampai berat.
Kalau memang terpaksa berkendara di tengah jalan yang tergenang, maka batas toleransinya hanya seperempat ban saja. Atau maksimal 50 cm.
Nah, kira-kira risiko apa saja yang harus dihadapi jika mobil matic terobos banjir?
Sumber: Kompas.com
Kerusakan sistem transmisi jadi masalah yang paling sering terjadi, kalau mobil matic nekat terobos banjir.
Air bisa masuk lewat pembuangan oli matic dan akan mengencerkan oli transmisi. Akibatnya terjadi gesekan berlebihan dan merusak komponen-komponen seperti kopling, band, dan komponen elektronik transmisi.
Khusus pada komponen elektronik transmisi yang mengontrol perpindahan gigi secara otomatis ini, begitu sangat sensitif terhadap air. Bisa terjadi korsleting dan rusak jika sampai terendam.
Air juga akan menyebabkan slip pada torque converter, sehingga kerja transmisi tidak optimal. Efek lebih buruk, perlu perbaikan yang besar atau malah penggantian total.
Sumber: Kompas.com
Air yang masuk ke sistem transmisi bisa menyebabkan korosi di berbagai komponen. Antara lain poros, gigi, dan rumah transmisi.
Proses terjadinya korosi akibat reaksi kimia antara besi, oksigen dan air ini memang tidak dalam jangka pendek. Oli transmisi masih akan menghambatnya untuk sementara waktu.
Baru setelah sekian lama akan terbentuk karat yang muncul akibat pengaruh suhu, kelembaban, dan jenis material yang terkena air.
Sumber: Carthrottle.com
Jika nekat menembus genangan yang tinggi, air dapat saja masuk ke dalam ruang bakar melalui lubang intake udara.
Kondisi ini dapat menyebabkan dua kondisi yang sama-sama gawat yaitu hydrolock dan water hammer. Dua istilah ini sering dianggap sama, tapi sebenarnya beda prosesnya.
Hydrolock terjadi hanya pada silinder mesin dan menghambat gerak piston. Biasanya terjadi kalau air masuk di saat mesin sedang bekerja. Akibatnya batang piston (connecting rod) bengkok atau blok mesin retak.
Sedangkan water hammer terjadi akibat peningkatan tekanan tiba-tiba akibat terhambatnya aliran fluida mendadak. Kerusakan bukan cuma di mesin, tetapi bisa juga di sistem pendingin atau sistem hidrolik.
Sumber: Rmk.co.id
Kerusakan yang terutama harus diwaspadai adalah ECU (Electronic Control Unit). Komponen yang merupakan “otaknya” mobil ini mengatur berbagai fungsi seperti mesin, transmisi, dan sistem keselamatan. Jadi bisa dibayangkan kalau sampai rusak.
Bisa pula terjadi kerusakan modul kontrol yang mengontrol fungsi-fungsi spesifik pada mobil, seperti ABS, airbag, dan sistem audio. Komponen ini juga sensitif terhadap air.
Sensor-sensor yang berfungsi mengirimkan data ke ECU juga bisa ikut terganggu. Misalnya sensor oksigen, sensor suhu, dan sensor kecepatan, dll.
Air yang mengenai aki juga bisa membuat kerusakan. Bisa terjadi korsleting dan rusaknya sel-sel aki.
Kerusakan lain bisa terjadi pada soket, konektor, dan kabel-kabel di seluruh mobi, akibat korosi atau korsleting.
Sumber: Rustpro
Akibat genangan air, maka kampas rem bisa basah dan licin. Daya cengkram rem jadi berkurang sehingga jarak pengereman semakin panjang.
Daya cengkeram rem juga bisa berkurang kalau air masuk ke rem yang bersistem hidrolik. Akibatnya air bisa menggantikan minyak rem dan udara masuk ke dalam.
Karena lumpur dan kotoran yang menempel pada komponen rem, maka pergerakannya akan terhambat. Rem bisa terasa kasar dan berbunyi.
Mobil yang pernah terendam banjir, biasanya akan mengalami proses restorasi. Lewat proses ini jejak-jejak akibat rendaman air akan dibersihkan dan diperbaiki.
Namun sekeras apapun upaya restorasi, tetap saja akan ada dampak dari rendaman lumpur dan air dalam jangka panjang. Misalnya dalam hal korosi, gangguan kelistrikan, gangguan sistem pendingin, dan gangguan sistem bahan bakar.
Untuk memastikan apakah sebuah mobil bekas pernah terendam banjir, Otofriends bisa menggunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Melalui inspeksi mobil secara cermat, sebuah mobil yang pernah terendam banjir dapat diketahui riwayatnya. Meskipun mobil ini telah mengalami restorasi mendekati sempurna.
Bagikan