Bagi Otofriends yang sering membawa mobil sendiri, wajib memahami tips berkendara ketika hujan di bawah ini. Apalagi di saat musim hujan seperti sekarang ini di mana hujan turun sangat deras hingga mengakibatkan genangan, bahkan banjir di mana-mana.
Berkendara di saat hujan tentu berbeda dengan saat hari cerah. Sangat dibutuhkan kehati-hatian karena kondisi pandangan yang terbatas, air yang menahan laju kendaraan, serta ban yang berkurang cengkramannya.
Agar selalu selamat saat berkendara, mari kita pahami tips berkendaran ketika hujan dan praktikkan dengan benar. Inilah poin-poinnya:
Sumber: Teknisimobil.com
Pada saat hujan, satu hal tips berkendara ketika hujan yang wajib diingat adalah jangan mengemudi dengan kecepatan tinggi. Genangan air di jalan akan meningkatkan risiko celaka akibat adanya genangan air dan berkurangnya cengkraman ban.
Visibilitas pengemudi juga akan berkurang di saat hujan. Nah, dengan kecepata yang terkendali, Otofriends akan lebih terbantu saat melihat kondisi sekitar dan memilih jalur yang aman.
Berbagai sumber menyebutkan, kecapatan paling aman saat hujan adalah 50-60 km/jam.
Sumber: Toyotaofclermont
Pada saat hujan, soal jarak aman antarkendaraan jadi hal yang tidak bisa ditawar. Karena itu dengan kecepatan yang lebih lambat dari biasanya, akan sangat efektif dalam menjaga jarak aman.
Pengertian jarak aman adalah adanya ruang yang cukup jika Otofriends harus berhenti mendadak karena ada sesuatu di depan. Dalam kondisi hujan, salah satu kejadian yang sering mengundang celaka adalah rem mendadak akibat jarak yang terlalu dekat.
Jarak ideal adalah 6-8 detik (50-60 meter) antara mobil dengan mobil di depannya.
Sumber: Mobilmo.com
Menyalakan lampu di saat hujan akan membantu Otofriends dan pengendara lain untuk saling menandai keberadaan masing-masing. Bisa memakai lampu kota maupun lampu besar, tergantung kondisi.
Cara ini sangat efektif untuk memperkirakan jarak antar kendaraan dan memastikan kecepatan masing-masing, sehingga akhirnya dapat mencegah kecelakaan.
Pengemudi di Indonesia sayangnya sering salah memfungsikan lampu hazard di saat hujan. Padahal pemakaian lampu ini hanya untuk kondisi darurat. Pemakaian lampu hazard di saat hujan justru akan membingungkan pengendara lain.
Sumber: Carro.id
Genangan air di jalanan dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa komponen seperti suspensi, sistem pendingin, dan sistem transmisi.
Jika genangan terlalu dalam, air juga bisa masuk ke dalam mesin dan bisa berpotensi merusak sistem sirkulasi air seperti radiator dan pompa air. Akibatnya mesin bisa overheat.
Genangan air juga bisa menyebabkan kondisi aquaplaning yaitu berkurangnya cengkraman ban pada aspal. Akibatnya mobil akan mudah tergelincir.
Sumber: Sindonews
Pada saat hujan, suhu udara di luar mobil akan lebih dingin daripada di dalam kabin. Kondisi ini akan menyebabkan kondensasi uap air sehingga terbentuk embun di kaca mobil yang bisa menghalangi pandangan pengemudi.’
Akibat adanya fenomena itu, maka saat hujan turun, sesuaikan suhu AC menjadi lebih tinggi. Selain akan membuat suhu lebih hangat, proses pengembunan juga dapat dicegah.
Cara lain untuk menghalau embun yang bisa terbentuk di kaca, Otofriends juga bisa mengaktifkan defogger, baik itu pada kaca depan maupun kaca belakang.
Agar kaca mobil selalu siap menghadapi cuaca buruk dan hujan maka diperlukan perawatan berkala. Minimal dengan pemolesan dan pemakaian cairan penolak air dengan efek daun talas. Cara ini bisa membuat kaca selalu cerah tanpa gangguan sampai 3 bulan.
Pastikan jika membeli mobil mobil bekas mendapatkan mobil yang dalam kondisi baik. Dari sisi eksterior, interior, sampai mesin sudah di cek menyeluruh oleh jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Bagikan