Memiliki kendaraan bermotor, khususnya mobil, tentu butuh tempat parkir yang aman dan nyaman. Sayangnya tidak semua orang bisa memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan kendaraannya. Akibatnya, banyak orang yang memarkir kendaraannya di pinggir jalan perumah, lorong atau jalan besar, atau jalan besar milik umum di depan rumah sendiri atau rumah tetangga yang digunakan untuk taruh motor mobil.
Persoalannya, banyak orang tidak sadar bahwa parkir sembarangan di depan rumah bisa menimbulkan masalah hukum. Termasuk di dalamnya penggunaan jalan yang tidak sah. Undang-undang parkir di depan rumah kita bahas disini.
Apa saja aturan dan sanksi yang berlaku bagi pelanggar parkir di depan rumah? Mari kita simak beberapa poin berikut ini:
Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, setiap orang atau badan usaha pemilik kendaraan bermotor dilarang menyimpan kendaraan bermotor di ruang milik jalan. Warga wajib memiliki garasi dengan dengan bukti surat kepemilikan garasi dari kelurahan setempat.
Jika ada warga yang memarkir mobilnya di depan rumah sendiri yang termasuk dalam ruang milik jalan, artinya sudah melanggar hukum.
Ada pun Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 5 tahun 2014, lengkapnya berbunyi:
(1) Setiap orang atau badan usaha pemilik Kendaraan Bermotor wajib memiliki atau menguasai garasi.
(2) Setiap orang atau badan usaha pemilik Kendaraan Bermotor dilarang menyimpan Kendaraan Bermotor di ruang milik Jalan.
(3) Setiap orang atau badan usaha yang akan membeli Kendaraan Bermotor wajib memiliki atau menguasai garasi untuk menyimpan kendaraannya yang dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan garasi dari Kelurahan setempat.
(4) Surat bukti kepemilikan garasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi syarat penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kepemilikan Kendaraan Bermotor diatur dengan Peraturan Gubernur
Selain melanggar Perda DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, parkir sembarangan di depan rumah tetangga juga bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dalam UU tersebut, parkir sembarangan di depan rumah tetangga tertuang dalam Pasal 287. Di situ dinyatakan barangsiapa yang membuat gangguan pada lalu lintas, seperti pada fungsi rambu, fasilitas jalan, dan lain sebagainya akan dikenakan denda dengan jumlah paling banyak Rp500.000 atau pidana penjara paling lama dua bulan.
Parkir sembarangan di depan rumah tetangga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi jalan, seperti menghalangi lajur kendaraan lain, mengurangi ruang gerak pejalan kaki, atau bahkan menimbulkan kecelakaan. Selain itu, parkir sembarangan juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemilik rumah yang haknya terganggu. Berbeda jika ada keperluan lain dari tujuan acara keluarga sesekali.
Bagi warga yang melanggar aturan parkir di depan rumah sendiri atau rumah tetangga, artinya harus siap menerima sanksi dari pihak berwenang. Sanksi tersebut dapat berupa:
Ada juga denda administratif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Jika denda tidak dibayar dalam waktu tiga hari kerja sejak tanggal pelaksanaan penindakan, maka kendaraan akan dilelang oleh pemerintah daerah.
Untuk menghindari masalah hukum akibat parkir sembarangan di depan rumah sendiri atau rumah tetangga, ada beberapa hal yang bisa Otofriends lakukan:
Selain kondisi mesin, kaki-kaki, komponen kelistrikan, dan interior, hal yang tak kalah penting adalah juga memastikan kondisi bodi mobil dalam kondisi yang baik. Artinya tidak pernah terkena tabrakan besar atau berkarat. Alasannya karena perbaikan bodi juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Jika Otofriends hendak memastikan kondisi bodi mobil bekas, jangan ragu untuk menggunakan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Bodi akan dicek secara cermat dan komprehensif agar Otofriends mengetahui pasti kondisinya. Hasil pengecekan ini juga akan berguna pada saat negosiasi harga mobil.
Bagikan