Arus lalu-lintas di perkotaan yang padat namun tetap ada kebutuhan dalam efisiensi berkendara, membuat konsumen saat ini banyak mencari mobil matic murah. Membeli mobil udah jadi kebutuhan dan bukan lagi barang mewah, disini kita bahas rekomendasi mobil matic murah terbaik.
Bagi sebagian orang, transmisi otomatis memang masih terkesan mahal. Tapi itu tidak berlaku lagi setelah transmisi matic juga terpasang pada city car, terutama pada mobil-mobil program LCGC.
Mobil dengan transmisi matic memang banyak sekali dicari. Mobil matic murah dalam kondisi yang relatif masih sangat bagus, sudah bisa didapat dengan harga di bawah Rp 100 jutaan. Yang lagi cari mobil matic cek buruan.
Berikut ini 5 mobil matic murah rekomendasi Otospector per Juli 2021:
Salah satu keistimewaan mobil yang masuk dalam kelas LCGC ini adalah menyediakan transmisi otomatis dengan kualitas cukup baik. Buktinya, meski bertransmisi matic, konsumsi BBM-nya tetap bisa dipertanggungjawabkan, yakni berkisar 19 km per liter. Tak jauh dari “syarat” LCGC yang harus 20 km per liter. Mobil ini irit bahan bakar cocok untuk yang pengen mobil irit.
Meski secara kualitas antara Agya dan Ayla relatif sama, faktor brand masih berpengaruh. Karena menyandang nama Toyota, Agya sedikit lebih mahal, di mana pilihannya tertingginya tipe G TRD AT 1.2 Liter tahun 2016. Sementara Ayla, pilihannya bisa tahun lebih muda, New R AT 1.2 Liter tahun 2018.
Dua pilihan satu saudara ini sebenarnya relatif sama dari teknis dan kelengkapan fitur. Antara lain sama-sama berkubikasi 1.2 Liter, head unit double din dengan bluetooth dan audio steering switch, double airbag, dan side impact beam. Khusus pada Agya, selain beda tempilan eksterior, juga sudah ada ABS pada pengereman.
Dengan budget Rp100 jutaan, Otofriends sudah bisa mendapat Honda Brio yang non-LCGC yakni E AT 2014. Brio menjadi pilihan anak-anak muda. Brio memiliki desain yang sangat sporty dan bisa membius anak muda, ditambah kaya fitur seperti Dual SRS Airbag. Varian ini sekaligus generasi terakhir matic konvensional 5 percepatan (bukan CVT). Tentu ini jadi pilihan terbaik bagi mereka yang anti-CVT pada Brio generasi-generasi berikutnya. Brio punya pilihan mesin yang beragam dan kamu bisa pilih sesuai kebutuhan, harga Rp 90 jutaan sudah bisa dibeli.
Transmisi matic pada Brio tipe E 1.2 Liter ini juga merupakan improvement, karena sebelumnya matic hanya diterapkan pada Brio 1.3 Liter. Mesin berkapasitas 1.200 cc 4 silinder punya tenaga 90 PS, dan torsi 110 Nm. Namun untuk sisi fitur masih sama dengan generasi sebelumnya yakni head unit double din tapi belum monitor, MID, power window di kaca pengemudi, dan rear wiper.
Sisi kelemahannya sama seperti Honda untuk entry level umumnya. Yakni kualitas material dan build quality kurang optimal, seperti pada dashboard, doortrim, serta jok.
Dengan mesin 1.0 Liter, 3 silinder, 12 katup, Karimun Wagon R jadi mobil bertransmisi matic paling kecil di kelasnya saat ini. Kemenarikan lain adalah soal tahun produksinya, karena Otofriends bisa mendapat unit tahun 2018 yang relatif paling baru.
Wagon R sendiri memang menawarkan spesifikasinya cukup minimalis, seperti ban ring 13, power window hanya di kaca depan, head unit single din (sudah USB dan Aux), satu buah airbag, pengaturan AC minimalis, MID sebatas odometer, serta pengaturan spion masih manual.
Isu lain yang tak kalah penting, mengingat kompresi mesinnya yang 1:10, Wagon R disarankan memakai BBM dengan oktan minimal 92 atau kelas Pertamax. Jika ingin BBM yang lebih murah, derajat pengapian bisa diturunkan dengan risiko timbul knocking.
Dihentikannya pemasaran Datsun GO awal tahun 2020 setelah sempat dipasarkan 5 tahunan, jadi keuntungan tersendiri bagi konsumen. Harga terkoreksi cukup dalam, sementara unit rata-rata masih relatif bagus karena baru berusia 2-3 tahun.
Pilihan terbaik adalah Datsun GO T – CVT tahun 2018 pada kisaran Rp95 jutaan. Alternatifnya, ada Datsun GO A – CVT tahun 2018 pada kisaran 85 jutaan. Sebagaimana lazimnya city car yang rata-rata berstatus weekend car, kondisi unit umumnya masih sangat bagus, dengan odometer di bawah 50.000 km.
Dari sisi desain, dua varian matic ini tidaklah mengecewakan karena sejak awal sasarannya adalah anak muda aktif. Fiturnya juga cukup komplet di kelasnya antara lain dengan power window, heater, child safety locks, airbag, spion elektrik, head unit dengan touchscreen, central lock, dan immobilizer.
Meski di pasaran terdesak para kompetitornya di kelas LMPV, namun soal kenyamanan dan kelengkapan fitur, Grand Livina termasuk teratas. Kenyamanan makin bertambah dengan penggunaan transmisi CVT sejak Grand Livina SV AT tahun 2014 yang unit bekasnya sudah seharga Rp100 jutaan.
Karena berada di segmen menengah, wajar jika fiturnya menyangkut kenyamanan cukup lengkap: power window depan-belakang, heater, seat adjuster, lampu baca, spion elektrik, rear wiper, airbag, child safety locks, pengingat sabuk pengaman, pelindung benturan dapan dan samping, serta soket USB.
Di antara rekomendasi kali ini, jelas Grand Livina kubikasinya terbesar yakni 1.5 liter, tenaga 107 Hp, torsi 143 Nm. Dengan dimensi yang lebih besar, pengendalian juga paling unggul. Konsumsi BBM-nya juga masih masuk akal, 12 km per liter untuk dalam kota.
Harus diketahui, transmisi otomatis punya usia pakai yang terkait juga dengan teknologinya. Untuk matic konvensional misalnya, usia pakai berkisar 5-8 tahun. Andai tidak bermasalah sekalipun, jenis transmisi ini setidaknya perlu dicek kondisinya secara keseluruhan.
Untuk menilai kondisi kesehatan transmisi secara umum dan potensi kerusakannya, pengecekan harus dilakukan mekanik berpengalaman. Jika Otofriends membutuhkannya untuk keperluan inspeksi mobil-mobil bekas, jangan ragu memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dengan prosedur inspeksi yang mendetail dan dilakukan inspektor berpengalaman, Otofriends bisa mengetahui kondisi sebuah mobil bekas secara menyeluruh. Mobil yang lulus inspeksi juga berkesempatan mendapat garansi mesin dan transmisi minimal 30 hari.
Bagikan