Setiap pemilik mobil pada umumnya tahu soal kapan waktu ganti minyak rem mobil. Terutama bagi Otofriends merawat mobilnya secara mandiri alias tidak di bengkel resmi atau bengkel umum. Minyak rem mobil memang harus diganti secara berkala, sesuai petunjuk di buku manual.
Akan tetapi waktu pergantian minyak rem mobil tidak harus selalu sesuai jadwal. Ada kondisi-kondisi yang membuat penggantian minyak rem dilakukan di luar waktu seharusnya, bahkan lebih cepat dari jadwal. Kondisi seperti inilah yang harus benar-benar diperhatikan!
Kapan sebenarnya waktu ganti minyak rem mobil? Yuk, kita kupas satu per satu:
Sumber: Otoseken
Pada umumnya pabrikan merekomendasikan penggantian minyak rem dilakukan setiap 2 tahun sekali atau setiap 40.000 km. Dengan catatan penggunaan mobil masih wajar.
Pergantian bisa lebih cepat kalau sehari-hari mobil melewati jalur padat, menanjak, atau sering ngerem mendadak. Kalau begini, pergantian jadi lebih sering yakni setiap 1 tahun sekali atau setiap 20.000 km.
Sumber: Breakerlink
Saat masih baru, minyak rem umumnya berwarna bening. Namun seiring pemakaian, warna berubah jadi kuning atau coklat. Warna yang berubah menunjukkan minyak rem sudah terkontaminasi dan perlu diganti.
Pada dasarnya, minyak rem sifatnya higroskopis atau mampu menyerap air dari udara. Nah, kalau jumlah airnya terlalu banyak, maka titik didihnya semakin rendah dan tidak dapat bekerja optimal saat pengereman mendadak. Risikonya, rem blong.
Kadar air dalam minyak rem bisa diperiksa pakai tester minyak rem. Saat ini banyak dijual tester yang praktis dan gampang dibawa.
Minyak rem juga bisa terkontaminasi lumpur atau kotoran lain. Akibatnya bisa terjadi korosi pada komponen sistem rem dan kinerja rem terganggu.
Sumber: Safetybrakeandclutch
Ada beberapa kondisi yang bisa dirasakan pada rem, misalnya rem terasa tidak pakem karena minyak rem yang sudah tua atau terkontaminasi. Artinya, minyak rem perlu dicek dan diganti.
Kondisi lain bisa berupa suara decit atau getaran saat pengereman. Biasanya disebabkan gelembung udara dalam sistem rem. Bisa juga karena minyak rem sudah tua atau terkontaminasi.
Lampu indikator rem yang menyala juga bisa jadi indikasi ada masalah pada minyak rem. Minyak yang sudah tua atau terkontaminasi, bisa bikin lampu ini menyala.
Sumber: Poison.org
Hal paling penting yang perlu dipahami adalah soal jenis minyak rem. Gunakan selalu minyak rem yang sesuai dengan spesifikasi mobil. Petunjuk soal informasi ini bisa dibaca di buku manual mobil.
Minyak rem yang tidak dipakai, sebaiknya disimpan di tempat yang dingin dan gelap. Tujuannya agar tidak terjadi oksidasi dan mencegah pembentukan uap air yang nantinya malah membuat minyak jadi rusak.
Terakhir, tentu saja minyak rem harus diperlakukan hati-hati. Jangan sampai terkena kulit atau mata. Jangan pula sampai terkena cat mobil, karena bisa merusak.
Di pasaran, mobil bekas dijual dalam kondisi yang amat beragam. Ada yang masih bagus dan layak, tapi ada juga yang kondisinya memprihatinkan. Dalam memilih, Otofriends harus benar-benar jeli. Salah pilih, akibatnya bisa fatal. Bahkan bisa merugikan dalam jangka panjang.
Kalau Otofriends milihat ada tanda-tanda mobil bekas mengalami kebocoran oli, maka pastikan kondisinya dengan bantuan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Melalui proses inspeksi yang cermat di lebih dari 150 titik, Otofriends akan memperoleh gambaran mobil tersebut secara menyeluruh.
Hasil laporan inspeksi mobil ini nantinya akan berguna untuk memutuskan pilihan terbaik.
Bagikan