SUV bekas dibawah 100 juta memang selalu jadi isu yang menarik di dalam bursa mobil bekas. Maklum, banyak orang yang sebenarnya berminat terhadap mobil yang tangguh di segala medan ini. Tapi sayang, harganya masih terus tinggi, sehingga seperti tidak akan mampu terbeli.
Mobil-mobil SUV bekas dibawah harga 100 juta atau dengan harga yang sudah sangat terdepresiasi tentu saja punya daya tarik tersendiri. Meski mungkin tahun produksinya sudah tidak muda lagi, tapi dengan perawatan yang tepat, tentu masih layak dipakai untuk pemakaian sehari-hari.
Berikut ini rekomendasi SUV bekas dibawah 100 juta yang layak dipertimbangkan:
Di antara tiga generasi Escape yang pernah dijual di Indonesia, Escape produksi tahun ini dikenal memiliki desain yang paling gagah. Apalagi pada model ini, ketangguhannya tidak perlu diragukan. Dengan sasis monokok, ground clearance tertinggi di kelasnya yakni 213 mm, serta kaki-kaki yang kokoh, Escape dapat diandalkan di medan-medan yang cukup berat.
Dengan hanya dua baris kursi, kapasitas 5 penumpang, kabin Escape tentu terasa sangat lega. Suasana lapang di ini semakin bertambah berkat adanya sunroof yang sekaligusmenambah nilai kemewahan mobil ini.
Mobil ini juga cukup berotot berkat mesin berkapasitas 2.3 liter dengan tenaga 157 Hp dan torsi 200 Nm. Ketangguhannya selalu siap untuk dijajal di medan agak ekstrem. Namun harus diingat, konsumsi BBM-nya tidak bisa dibilang ekonomis (4-8 km/liter). Apalagi hanya tersedia dalam pilihan varian bensin saja.
Desain eksterior dari X-Trail sering dinilai tidak fleksibel dan cenderung kaku. Bisa jadi karena bentuknya yang memang terkesan kotak-kotak. Namun rupanya banyak orang tidak mempermasalahkan itu, karena X-Trail dinilai sebagai mobil ternyaman di kelasnya.
Bukan cuma nyaman, menengok ke dalam kabin, kemewahan itu sungguh dapat dirasakan. Ini terutama terlihat pada kualitas material trim, dashboard, serta pemakaian bahan kulit pada jok. Pengemudi juga ikut merasakan kenyamanan berkat posisi kemudi yang sesuai, sehingga perjalanan jauh, seperti keluar kota, tidak akan menyiksa.
Dengan mesin berkapasitas 2.5 liter, bertenaga 180 PS dan torsi 25 kgm, X-Trail sangat memadai saat menjelajahi medan berat maupun melibas lintasan di jalan bebas hambatan. Namun sekadar catatan, konsumsi BBM sesuai proporsinya yakni 6-7 Km/liter di perkotaan.
Salah satu ciri yang mudah dikenali dari CR-V produksi tahun 2006 adalah pada desain yang sporty. Bahkan jika dibandingkan dengan generasi sesudahnya atau generasi ketiga. Kesan ini semakin diperkuat dengan lekuk-lekuk tajam pada body yang bagi sebagian orang membawa kesan tangguh.
Kelegaan kabin dengan legroom dan headroom memadai, membuat kenyamanan kabin CR-V terasa mengesankan. Semua itu masih ditambah lagi dengan sistem perdaman yang oke, serta suspensi yang tidak mengecewakan. Bahkan ketika CR-V harus melintas di jalan yang agak kasar di medan yang berat.
Pengemudi akan terasa dimanjakan berkat driving position yang sangat nyaman. Ditambah kursi model captain seat, posisi rem tangan, serta tuas persneling di dashboard semakin menambah nilai plus. Semua itu ditunjang oleh mesin 2.4 liter (160 Hp/220 Nm) yang terasa cukup bertenaga.
Agak berbeda dengan SUV-SUV lain di artikel ini, Captiva mampu menampung penumpang lebih banyak, yakni 3 baris bangku berkapasitas hingga 7 penumpang. Selain akomodasi yang lebih banyak, menariknya kabin tetap terasa lega, terutama pada baris kedua.
Meski ada varian diesel, namun pilihan mesin bensin sejauh ini adalah yang layak direkomendasikan. Dengan mesin 2.4 liter yang responsif dan bertenaga 141 Hp, Captiva terasa keunggulannya saat berada di medan yang menanjak, seperti di pegunungan.
Kenyamanan saat dibawa di medan-medan ekstrem, ditunjang adanya fitur tertentu. Misalnya fitur Hill Descent Control untuk menjaga kecepatan saat menurun dan Hill Start Assist yang menahan mobil saat menanjak. Fitur-fitur unggulan ini terhitung masih langka saat mobil ini dipasarkan.
Meski sempat berganti-ganti nama, pada 2006 Suzuki akhirnya kembali menyematkan nama Vitara, karena reputasi brand ini yang telah ada sebelumnya di Indonesia. Sayangnya, Suzuki hanya membawa varian standar, tanpa varian 4×4 yang sebenarnya bisa lebih meningkatkan daya tarik di pasar.
Di kelas medium SUV, Grand Vitara kabarnya dikenal memiliki handling dan stabilitas yang baik. Saat harus berkecepatan tinggi dan bermanuver, tidak ada slip. Kala harus melintasi medan yang kurang memadai, suspensi juga bekerja dengan sangat baik.
Jika ada kekurangan, Grand Vitara boleh dibilang termasuk SUV yang minim fitur canggih. Kekurangan itu ditambah dengan persaingan yang ketat di kelas medium SUV akhirnya membuat mobil ini harus berhenti dipasarkan sejak 2018.
Meski usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi, namun mobil-mobil SUV umumnya masih banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari. Apalagi jika mobil tersebut dalam kondisi yang baik karena perawatan yang benar. Kendala utama pada mobil-mobil semacam ini umumnya pada kaki-kaki yang sering bermasalah, karena usia dan penggunaannya.
Untuk memastikan kondisi mobil SUV bekas yang menjadi incaran, Otofriends bisa memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Dari hasil laporan inspeksi yang dilakukan secara mendetail, Otofriends akan mendapat gambaran utuh tentang kondisi sebuah mobil bekas. Dari referensi inilah, keputusan yang terbaik dalam pembelian bisa diambil.
Keuntungan lain dari memakai jasa Otospector adalah tersedianya mobil bekas bergaransi. Setiap mobil yang lulus inspeksi dapat mendapatkan garansi sehingga satu tahun. Garansi yang menjamin jika terjadi kendala pada mesin atau transmisi ini tentu membuat pemakai mobil menjadi lebih tenang.
Bagikan