Pada masa pandemi seperti saat ini, urusan konsumsi BBM tentunya jadi isu yang penting. Terutama bagi orang-orang yang tetap beraktivitas sehari-hari seperti biasa, menggunakan kendaraan pribadi. Yang mereka butuhkan, mobil paling irit BBM, namun tetap sesuai mewakili selera dan kepribadian mereka.
Bicara soal mobil paling irit BBM tentu kita akan langsung terpaku pada mobil-mobil Low Cost Green Car (LCGC). Sesuai tujuannya, mobil-mobil tersebut memang diciptakan agar memiliki konsumsi bahan bakar paling efisien. Namun pada daftar rekomendasi kali ini, kami akan coba kesampingkan dulu mobil-mobil tersebut agar model-model lain juga bisa ikutan bersaing.
Mari kita simak daftarnya:
Kehadiran Suzuki Celerio di Indonesia awalnya cukup mengejutkan. Ini karena sebelumnya di segmen city car, sebenarnya sudah ada Suzuki Splash. Tapi mungkin karena pasaran untuk mobil menengah ke bawah saat itu (tahun 2015) masih sangat menjanjikan, didatangkanlah mobil ini dari Thailand.
Daya tarik Celerio bukan saja pada desainnya yang minimalis. Namun juga pada mesinnya yang bertipe K108 3 silinder DOHC 998 cc. Mesin yang digunakan pula oleh Suzuki Wagon R ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 68 hp pada 6.000 rpm dan torsi 90 Nm pada 3.500 rpm.
Meski mungil, namun istimewanya, kinerja mesin itu pula yang membuat konsumsi BBM Celerio hanya 28 km per liter. Sejauh ini rasanya belum ada mobil lain di Indonesia yang menandingi. Maka pantas jika Celerio berada di peringkat teratas sebagai mobil paling irit BBM di Indonesia.
Setelah sempat malang melintang di pasar Eropa, pada akhirnya Renault Duster masuk juga ke Indonesia pada 2014. Keberadaan low SUV ini memang bisa dibilang unik, karena dengan sosok yang tangguh, ternyata pengendaliannya bisa senyaman sedan. Kelebihan lainnya, SUV ini dikenal mudah dikendarai dan memiliki efisiensi bahan bakar yang baik. Tentunya kelebihan-kelebihan ini masih ditambah lagi dengan segala kecanggihan fitur ala-ala mobil Eropa sewajarnya.
Duster yang masuk ke Indonesia adalah versi bensin dengan 1.5 liter 4 silinder yang mampu mengeluarkan tenaga 106 Hp dengan torsi 245 Nm pada 1.750 rpm. Dengan konfigurasi seperti itu, Duster diklaim hanya mengonsumsi BBM 22,1 km per liter.
Masih dari Suzuki, pada 2015 pabrikan mobil asal Jepang ini rupanya ingin meneruskan kejayaannya di segmen sedan mediumnya melalui kehadiran Ciaz. Sayangnya sedan yang disebut-sebut sebagai penerusnya Baleno ini muncul di tengah lesunya pasar sedan dan tingginya minat konsumen pada MPV. Alhasil, Ciaz kurang mendapat respons yang positif. Penjualannya amat minim.
Dari sektor mesin, memang ada catatan khusus terhadap Ciaz. Harus diakui untuk kelas sedan, performanya sangat pas-pasan. Bisa jadi faktornya ada pada mesinnya yang terbilang kecil dibandingkan sedan-sedan lain. Ciaz menggunakan mesin berkapasitas 1.3 liter yang menghasilkan tenaga 92 Bhp pada putaran 4.000 rpm dan torsi maksimum 130 Nm pada putaran mesin 4.000 rpm.
Kapasitas dari mesin yang juga dipakai oleh Suzuki Ertiga ini terasa kurang imbang jika dibandingkan sedan medium merek lain yang rata-rata mesinnya 1.5 liter. Meski pada akhirnya fakta itu memberi keuntungan tersendiri, karena konsumsi BBM Ciaz hanya 21,5 km per liter.
Sejak diluncurkan pada 2014, Honda Mobilio setidaknya sudah 2 kali mengalami penyegaran yakni 2017 dan 2019. Fakta itu bisa jadi suatu pertanda bahwa Honda masih menaruh harapan terhadap MPV andalannya ini, meski pada kenyataannya animo masyarakat terus menurun. Tentu saja ini memprihatinkan, karena para kompetitor Mobilio di segmen Low MPV rata-rata masih terus berkibar dengan segala cara.
Akan tetapi dibanding kompetitornya, Mobilio setidaknya masih punya satu kebanggaan, yakni mesin tipe 1.5 liter SOHC 4 Silinder Tunggal Segaris berteknologi iVTEC+DBW yang diklaim punya tenaga besar dan akselerasi mengagumkan. Mesin bertenaga 88 Kw pada putaran 6.600 rpm serta torsi maksimum 145 Nm pada putaran 4.600 rpm itu juga dikenal sangat efisien. Angkanya konsumsi BBMnya mencapai 21,4 km per liter.
Masih banyak orang sulit membedakan antara Honda Brio RS dan Brio Satya. Sekilas, keduanya memang mirip, namun sebenarnya ada beberapa perbedaan mendasar dari desain eksterior dan interiornya. Soal harga juga terpaut jauh, yakni saat ini untuk Satya yang tertinggi adalah Rp170 juta, sedangkan RS adalah Rp199,6 juta.
Akan tetapi menariknya dari keduanya ternyata tetap ada persamaan pada sektor mesin di mana keduanya sama-sama dibekali mesin 1.199 cc SOHC 4 silinder 16 katup dengan teknologi i-VTEC dan Drive By Wire. Keduanya mampu menghasilkan tenaga 89 Hp dengan torsi 110 Nm.
Dengan mesin yang begitu mumpuni tersebut, kabarnya angka konsumsi BBM dari Brio RS hanya 21,3 km per liter.
Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, tentunya semua orang menginginkan sebuah kendaraan yang mampu mengerti kondisi pemiliknya. Artinya, tetap mampu bekerja dengan performa terbaik, namun dengan konsumsi BBM yang tetap efisien. Mungkin ini sebuah kondisi yang ideal, tapi dengan kondisi mesin yang sehat dan prima, bukan berarti mustahil untuk mendapatkan predikat mobil paling irit BBM.
Jika saat ini Anda sedang mencari mobil bekas dengan kondisi yang terbaik, jangan ragu untuk memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas seperti Otospector. Dengan tenaga-tenaga inspektor yang andal dan berpengalaman, Anda akan mendapat informasi sejelas-jelasnya tentang mobil yang diinspeksi. Hasilnya juga dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Bagikan