Seperti yang kita ketahui ya, Otofriends, kalau mobil butuh bahan bakar sebagai pemicu. Di Indonesia mungkin banyak banget yang kadang abai dan tidak sadar kalau misalnya sering mencampur bahan bakar dengan beda spesifikasi oktan itu ada dampaknya. Biasanya begini, sekarang isi Pertalite, minggu depannya pakai Pertamax dan kadang dalam satu waktu di tangki masih ada bahan bakar Pertamax, lalu di isi Pertalite sampai penuh.
Sebetulnya ada dampaknya atau tidak kalau mencampur bensin dengan beda oktan dalam satu waktu dan dilakukan cukup sering. Tentu akan ada dampak, meskipun tidak terlalu terasa bagi awam, namun bagi mereka yang berkendara dengan kendaraannya setiap hari pasti akan merasakan beberapa hal berikut ini.
Dampak yang pertama langsung cukup terasa bagi mereka yang jeli adalah mesin jadi ngelitik dalam Bahasa teknisnya knocking. Kondisi ini bisa terjadi jika kita sengaja mencampur bensin beda oktan dalam satu waktu tersebut, tidak terkecuali motor dan juga mobil, akan merasakan hal yang sama. Lalu kenapa sih hal ini bisa terjadi, hal ini terjadi karena adanya kinerja pembakaran yang tidak sempurnya, dan inilah yang bisa membuat kendaraan mobil dan motor jadi ngelitik.
Lalu dampak pakai bensin campur beda oktan selanjutnya adalah akselerasi mobil bisa jadi berat, ini juga terasa di sepeda motor. Ini terjadi karena senyawa kedua bahan bakar tadi tidak bisa mencampur dan lebur dengan sempurna. Nah, jika ini sering dilakukan, dan sering terasa berat akselerasi mesinnya, bisa membuat kinerja mesin makin menurun setiap waktu.
Seperti yang sudah sempat disinggung di point kedua adalah, performa mesin bisa jadi menurun. Jika kebiasaan mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda ini dilakukan secara terus menerus bisa membuat performa mesin jadi menurun. Karena peleburan bahan bakar yang buruk bisa membuat timbulnya kerak dan jika ini terjadi bisa membuat mesin jadi berkurang tenaganya dari sisi teknis.
Bagaimana cara kita tahu mana bensin yang tepat, dan oktan berapa yang harus digunakan untuk kendaraan. Disarankan, kita sebagai pemilik kendaraan memilih bahan bakar berdasarkan rasio kompresi mobil. Kalau pilih bensin dengan oktan yang rasionya lebih tinggi dari yang dimiliki mobil, jadinya malah gak terbakar sempurnya, dan malah menimbulkan residu yang berdampak buruk kedepannya.
Menyambung point 4 tadi, disarankan juga menggunakan satu jenis bahan bakar dengan oktan yang sudah disepakati dan direkomendasikan. Kalau rasio mobil mengatakan disarankan pakai oktan 92 dan ini juga disarankan oleh mekanik, teruslah gunakan bbm oktan 92, supaya kondisi mobil tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerak karena tidak sempurnanya pembakaran.
Kita sudah tahu ya Otofriends kalau compar campur bensin dengan oktan berbeda itu tidak disarankan. Bahaya bisa terasa dikemudian hari, dan kebiasaan ini juga bisa memperburuk kinerja mesin mobil kita.
Terutapa untuk Anda yang berniat ingin membeli mobil bekas misalnya, ketahui riwayat penggunaan oktan BBM pengguna sebelumnya, jika menggunakan BBM di bawah rasio dan rekomendasi, setelah membeli, gunakan selalu bensin yang direkomendasikan. Jangan lupa juga sebelum membeli mobil bekas, pastikan membeli mobil bekas dengan cara menginspeksinya. Agar dipastikan membeli mobil dengan rating terbaik dari jasa inspeksi mobil bekas terbaik seperti Otospector.
Bagikan