Idealnya, ban mobil yang kita pakai sehari-hari memang berasal dari satu merek dengan jenis yang sama pula.
Masalahnya, kadang ada kondisi yang tidak memungkinkan ban yang kita pakai sama. Kadang malah dari merek dan jenis yang sama sekali berbeda.
Apakah kondisi ini masih bisa ditoleransi?
Tentu saja ban masih bisa dipakai, tetapi ada beberapa syarat yang harus dipahami oleh Otofriends sekalian. Nih, kita kasih fakta-faktanya:
Sumber: Kompas.com
Ada banyak kemungkinan ban mobil tidak berasal dari merek dan jenis yang sama.
Pertama-tama ketersediaan ban. Ada kalanya ban merek tertentu atau jenis tertentu, tidak tersedia di pasaran. Bisa karena tidak ada stok atau memang sudah tidak diproduksi lagi.
Faktor lain, soal ketersediaan dana. Ada sebagian pemilik mobil yang ketika membeli ban, sangat memperhitungkan harga. Bahkan mereka bisa beli ban bekas asalkan tapaknya masih bagus.
Sumber: Horodisky Brothers & Co
Kalau memang terpaksa, tentu saja boleh. Hanya syaratnya, dalam satu poros yang sama, ban tidak boleh berbeda.
“Disarankan untuk satu poros memakai ban yang sama, dengan ukuran, performa, dan tinggi kembangan yang sama. Hal ini berlaku juga untuk merek dan jenis kembangannya,” terang Zulpata Zainal, Proving Ground On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk, seperti dikutip Kompas.com
Sumber: Tokopedia
Menurut Zulpata, memakai ban dengan merek berbeda pada satu kendaraan di dalam satu poros, dampaknya signifikan terhadap performa dan keselamatan.
Keseragaman ban penting untuk mencegah perbedaan respons kendaraan ke kiri atau ke kanan. Risikonya keselamatan pengemudi dan penumpang.
Ban yang berbeda juga berpengaruh pada kestabilan kendaraan saat kecepatan tinggi atau manuver mendadak.
Dalam kondisi jalanan basah atau licin, kendaraan juga akan sulit dikendalikan. Karena masing-masing jenis ban sebenarnya punya tingkat cengkeraman, kekakuan, dan daya tahan berbeda.
Sumber: Tyreplus-me
Kebanyakan orang mengira, ban baru harus dipasang di poros depan. Padahal anggapan itu tidak tepat.
Ban baru yang artinya tapaknya masih lebih bagus dan daya cengkeramnya optimal, jika dipasang di depan, maka ban belakang cenderung akan terpelintir (oversteer).
Dalam kondisi mobil sedang melaju, kondisi oversteer akan relatif sulit dikendalikan oleh pengemudi, ketimbang posisi ban depan yang melintir (understeer).
Boleh dibilang, rem adalah salah satu komponen paling vital dalam kendaraan. Karena itu, saat beli mobil bekas, harus dipastikan rem berfungsi dengan baik.
Untuk pemeriksaan performa dan fungsi rem saat membeli mobil bekas, jangan ragu untuk memanfaatkan jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Dilakukan oleh tenaga profesional dan terlatih, maka hasil inspeksi mobil akan bisa memberi gambaran menyeluruh tentang kondisi sebuah mobil bekas.
Bagikan