Di tengah persaingan bisnis otomotif di Indonesia yang kian ketat, salah satu segmen yang terus berkembang dalam 10 tahun terakhir adalah mobil city car. Paling tidak ini terlihat dari banyaknya merek yang mencoba peruntungan di segmen ini dengan produk andalannya masing-masing.
Dengan adanya program Low Cost Green Car (LCGC), banyak orang beranggapan city car sebatas mobil-mobil yang ada di program tersebut. Padahal di luar LCGC, berbagai pabrikan otomotif mengeluarkan city car-nya masing-masing dengan fitur yang jauh lebih komplet.
Berikut 5 alasan mengapa mobil city car semakin diterima:
Dengan dimensi yang compact serta bobot yang tidak terlalu berat, city car mampu bermanuver lincah di perkotaan. Baik di jalanan yang tidak terlalu lebar, gedung parkir dengan ruang terbatas, maupun saat di kemacetan lalu-lintas.
Karena kebutuhannya, mesin city car juga sengaja di-setting punya tarikan bawah yang responsif. Mobil sangat gesit saat berjalan di lalu-lintas yang padat serta seringnya melakukan stop and go.
Berkat keunggulannya, tak sedikit orang yang sengaja memilih city car untuk menunjang aktivitas harian. Sementara di akhir pekan, bisa jadi pilihan kendaraannya akan berbeda.
Salah satu ciri dari city car adalah kapasitas mesinnya yang kecil yakni antara 800 cc sampai 1.200 cc. Pemakaian mesin bertipe rendah ini ditambah bobot kendaraan yang ringan, maka konsumsi bahan bakarnya juga sangat irit.
Saat ini city car yang beredar di Indonesia umumnya punya konsumsi BBM berkisar 14 sampai 16 km/liter. Angka ini tetap bersaing dengan rata-rata mobil low MPV atau sedan yang sudah paling irit sekalipun.
Pemerintah bahkan punya aturan, mobil-mobil LCGC harus memiliki konsumsi BBM 20 km/liter. Dengan teknik berkendara “eco” dan bahan bakar yang sesuai, angka ini bisa tercapai.
Pada umumnya konsumen memilih city car karena alasan ekonomis. Teknologinya yang standar, membuat harganya jadi lebih terjangkau. Saat ini harga city car berkisar antara Rp100 juta sampai Rp300 jutaan. Harga terendah di pasaran mobil baru, tapi ada juga irisan dengan harga Low MPV.
Bukan cuma harga, biaya operasional mobil ini juga tentu lebih murah. Pada beberapa city car merek asal Jepang, spare part juga cukup melimpah dengan berbagai alternatif pilihan kualitas. Tentu fakta ini jadi keuntungan tersendiri bagi pemilik.
Akan tetapi di sisi lain kabarnya harga jual mobil ini juga cenderung rendah. Kecuali pada beberapa jenis city car yang disematkan teknologi terkini, seperti transmisi CVT atau fitur-fitur digital. Pada mobil-mobil ini harganya masih relatif stabil.
Sepintas jika kita melihat city car, akan timbul kesan ringkih atau kurang kokoh. Namun jangan terlalu khawatir karena tentu pihak produsen sudah memperhitungkan masalah keamanan dan keselamatan penumpang.
Apalagi saat ini pada umumnya city car sudah mempunyai beberapa fitur penting seperti airbag, pengereman ABS, EBD, BA, side impact beam, bahkan kunci immobilizer. Fitur-fitur ini sudah jadi kelaziman yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga.
Dibanding segmen mobil lainnya, segmen city car sangat banyak pilihan dari yang bergaya sporty seperti Honda Brio, atau elegan seperti Mitsubishi Mirage, hingga mewah seperti Mercedes Benz A140. Desain mobil bisa disesuaikan dengan karakter pemilik.
Soal warna belakangan juga sangat variatif. Fenomena ini tentu berbeda dengan di segmen lain yang umumnya masih terbatas pada warna-warna aman, seperti hitam, putih, atau silver. Sementara city car lebih terbuka terhadap warna-warna cerah seperti hijau muda, kuning, atau orange.
Mengingat di pasaran banyak tersedia beragam tipe city car, maka Otofriends harus benar-benar jeli dalam memilih. Sesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan pemakaian nantinya, sehingga mobil berfungsi optimal untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Otofriends bakal punya banyak pilihan jika mencari mobil bekas di dealer mobil bekas terpercaya rekanan Otospector. Mobil-mobil yang ada di dealer-dealer tersebut dijamin kualitasnya karena telah lulus inspeksi Otospector. Setiap mobil yang lulus inspeksi juga mendapat garansi mesin dan transmisi selama minimal 30 hari.
Bagikan